Napak Tilas Sultan Syarif Kasim II, Raja Kerajaan Siak di Riau, Pemuda Pekanbaru Gowes ke Sabang
Napak Tilas Sultan Syarif Kasim II yang merupakan Raja Kerajaan Siak di Riau , seorang Pemuda Pekanbaru Gowes menuju titik nol kilometer Sabang
Penulis: Fernando | Editor: Nolpitos Hendri
"Hari-hari almarhum selama dua tahun lebih tinggal di Aceh, tapi tidak begitu diekspos dalam sejarah," paparnya.
Pria 41 tahun memilih melakukan Napak Tilas dengan sepeda karena ini kampanye manfaat sepeda.
Ia aktif sebagai penggerak komunitas pekerja bersepeda di Riau .
Dirinya menilai bersepeda adalah cara berkendara dengan praktis dan ekonomis.
Ia juga merasakan manfaat dari bersepeda yakni sehat, hemat dan ramah lingkungan.
"Bersepeda itu hemat karena tidak memerlukan biaya bensin atau biaya lainnya.
Bersepeda juga jadi solusi bagi yang tidak punya waktu berolahraga," paparnya.
Habibie mengatakan bahwa Napak Tilas dengan bersepeda adalah cara berbeda menelusuri rekam jejak sejarah.
Ada tantangan tersendiri nantinya selama menempuh perjalanan ke titik nol kilometer Indonesia.
Baginya keinginan menyusuri jejak Sultan Syarif Kasim II terinspirasi dari sebuah buku yang ditulis sejarawan Riau, OK Nizami Djamil.
Ia menyebut bahwa sejawan itu dalam bukunya "Tahta Untuk Negeriku Indonesia', menuliskan kisah perjuangan Sultan Syarif Kasim II dalam merebut kemerdekaan
Sosok Sultan Syarif Kasim II juga sseorang sultan yang republikan tanpa syarat.
Sang raja dengan sepenuh hati saat Kerajaan Siak bergabung ke Republik Indonesia.
Sultan juga menyerahkan seluruh kas kerajaan waktu itu senilai 13 juta Gulden untuk mendukung negara Indesia.
Lalu simpanan emas kerajaan untuk perjuangan tentara masa itu yang diterima langsung oleh Gubernur Militer wilayah Sumatera masa itu, Teuku Mhd Hasan.
