Masih Ingat Kampung Miliarder Tuban? Kabarnya Uang Warga Tersisa Rp 50 Juta Saja, Kades Tak Percaya
Beredar kabar uang warga Desa Sumurgeneng, kampung miliarder tinggal puluhan juta. Namun sang Kades menyatakan hal itu mungkin beberapa orang saja.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, sempat menghebohkan jagat maya beberapa waktu lalu.
Hal itu lantaran warga Desa Sumurgeneng melakukan aksi borong mobil baru setelah satu kampung warganya mendadak menjadi miliarder.
Warga Desa Sumurgeneng mendadak menjadi miliarder setelah tanahnya dijual untuk proyek kilang minyak Tuban New Grass Root Refinery (NGRR)
Sejak itu, warga Desa Sumurgeneng dikenal sebagai warga kampung miliarder.
Belum lama ini, beredar kabar uang warga kampung miliarder tinggal puluhan juta.
Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto mengatakan, miliarder yang uangnya tinggal sedikit mungkin ada.
Tapi, ia mengaku tidak yakin dengan kabar uang warga kampung miliarder tersisa Rp 50 juta.
Paling tidak, kata dua, sisa uang warga masih mencapai angka miliaran. Seperti Rp 1-1,5 miliar.
"Saya kira tidak sampai segitu, itu kan hanya pengakuannya saja," ujar Kades kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Dia menjelaskan, kalaupun uang warga habis tetap banyak yang dibelikan aset ataupun ditabung.
Mungkin ada kekhawatiran juga selama ini koar-koar punya uang banyak. Sementara untuk Kamtibmas sendiri sampai sekarang masih aman.
"Kalau perasaan saya biasa saja, uang warga banyak untuk membeli aset," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya saat masih viral, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.
Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz.
"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Kades menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp 600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp 36 juta, paling banyak warga sini Rp 26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp 28 miliar.
"Kalau rata-rata Rp 8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp 600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar di Desa Sumurgeneng, Kaliuntu dan Wadung, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.(nok)
Artikel ini telah tayang di Tribunmadura.com dengan judul Uang Warga Kampung Miliarder Tuban Disebut-Sebut Tinggal Rp 50 Juta, Kades: Hanya Pengakuannya Saja,
