Dua Pekan Berturut-turut Harga Lelang Karet di Kuansing Riau Terus Turun, Dibanderol Segini
Sudah dua pekan berturut-turut, harga jual karet di Kabupaten Kuansing, Riau mengalami penurunan
Penulis: Dian Maja Palti Siahaan | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, TELUK KUANTAN - Sudah dua pekan berturut-turut, harga jual karet di Kabupaten Kuansing, Riau mengalami penurunan.
Penurunan sudah terjadi sejak akhir Maret lalu.
Pada lelang Minggu malam (11/4/2021), yang digelar Asosiasi Petani Karet Kuantan Singingi (Apkarkusi), harga karet di Kuansing dipatok Rp 11.578/kg.
Padahal pekan lalu, harga karet sebesar Rp 11.816 per kilogram.
"Harga lelang turun sebesar Rp 238 per kilogram," kata ketua Apkarkusi, Septiadi pada Tribunpekanbaru.com .
Dengan penurunan ini, harga karet pun terus turun. Jauh meninggalkan harga Rp 12.000 -an.
Sistem pelelangan ini sendiri dimulai sejak Juli tahun 2018. Seluruh pengurus kelompok tani/Unit Pengolahan dan Pemasaran BOKAR (UPPB)/gabungan kelompok tani (Gapoktan) yang melaksanakan pemasaran karet secara bersama bersama.
Melaksanakan pemasaran Bokar dengan sistem lelang secara bersama dan serentak dengan menetapkan satu pemenang lelang dan satu harga pada satu waktu dan satu tempat yang bersamaan.
Penetapan harga bersama dengan perwakilan perusahaan.
Sayang, harga Rp 11.578 per kilogram ini hanya saat lelang yang digelar sekali setiap pekan saja.
Harga di toke-toke lokal, pastinya akan jauh dibawah harga lelang.
Harga di tingkat toke-toke lokal sendiri sebesar Rp 8.000-an per kilogram. Jauh dibawah harga lelang.
Harga hasil penjualan dengan sistem lelang ini lebih tinggi dari harga dari toke-toke karet lokal di Kuansing.
Walau demikian, 99 persen petani karet di Kuansing tidak mau bergabung dengan asosiasi dan mengikuti penjualan karet dengan sistem lelang.
Sejauh ini, 99 persen petani karet di Kuansing lebih memilih menjual ke toke-toke lokal hasil panen kebun karet.
