Usia Masjid Syahabuddin Seabad, Dibangun Masa Sultan Syarif Kasim II, Kaum Ibu Timbun Tanah Pondasi
Usia Masjid Syahabuddin sudah seabad, dibangun masa Sultan Syarif Kasim II. Uniknya, kaum ibu timbun tanah pondasi di malam hari
Penulis: Mayonal Putra | Editor: Nurul Qomariah
Pintu dan jendela bagian atas membentuk lengkung kubah.
Lengkung kubah di atas pintu dan jendela pada bagian dalam berhiaskan kaligrafi ayat -ayat Alquran berbahan ekuningan.
Atap masjid berupa atap sirap yang pada bagian puncaknya berbentuk "kuncup teratai".
Sementara mihrabnya berukuran tinggi 2,4 m, lebar 104 cm, dan panjang 210 cm.
Di dalam masjid terdapat sebuah mimbar yang terbuat dari kayu bermotif daun, sulur dan bunga.
“Masjid Syahabuddin ini adalah masjid kebanggaan kita masyarakat Siak, sampai saat ini masjid masih terpelihara dengan sangat baik," ucap Husni.
"Pengelolaannya saat ini sama dengan masjid pada umumnya yakni ada pengurus,” imbuh Husni Merza.
Bangunan masjid ini telah mengalami perbaikan beberapa kali namun masih tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Masjid ini telah menjadi saksi sejarah hadirnya Kerajaan Melayu Islam di Siak Sri Indrapura, Provinsi Riau.
Masjid ini dibangun pada 1926 M pada masa Sultan Al Said Al Kasyim Abdul Jalil Saifuddin, (Sultan Syarif Kasim II), merupakan Raja Kerajaan Siak yang terakhir.
Nama Syahabuddin berasal dari gabungan kata syah dan al-din.
Kata syah berasal dari bahasa Persia yang berarti penguasa.
Sedangkan kata al-din berasal dari bahasa Arab yang berarti agama.
“Mungkin penamaan Masjid Syahabuddin dimaksudkan sebagai lambang bahwa Sultan/Raja bukan hanya penguasa negara, melainkan juga sekaligus seorang penguasa agama (Syahabuddin),” ulas Husni Merza.
Berusia Satu Abad
