Rela Putus Sekolah, Gadis 18 Tahun Ini Rawat Ibunya yang Kena Kanker Payudara, Ayah Sudah Meninggal
Sudah 6 bulan ini, Elmi terbaring di rumahnya lantaran menahan sakit akibat ganasnya kanker yang menyerang payudaranya.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ayah sudah meninggal, seroang gadis berusia 18 tahun di Kabupaten Empat Lawang Sumatera Selatan berjuang merawat ibunya yang sakit.
Gadis bernama Sera (18) itu harus berjuang dan rela putus sekolah lantaran memilih merawat Elmi (55) yang merupakan ibunya tercinta.
Sang ibu ternyata sudah menderita sakit selama bertahun-tahun.
Tidak hanya itu Elma dan Sera juga sudah 17 tahun hidup berdua lantaran suami Elmi atau Ayah Sera telah tiada sejak Sera masih berumur satu setengah tahun.
"Setelah selesai SMP saya memilih tidak melanjutkan sekolah karena harus urus Umak (ibu), selain itu terkendala biaya karena Umak tidak bisa bekerja lagi," kata Sera.
Baca juga: Kepergok Keluyuran Tengah Malam, Pria Beristri Ini Harus Terima Resiko dari Warga
Baca juga: Bantah Tudingan Pakai Ilmu Hitam, Sule: Apa Pun Harus Dibuktikan
Sera dan Elmi sendiri merupan warga Desa Umo Jati, Kecamatan Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.
Sudah 6 bulan ini, Elmi terbaring di rumahnya lantaran menahan sakit akibat ganasnya kanker yang menyerang payudaranya.
Berdasarkan penuturan Elmi pada saat diwawancara Sabtu (24/4/2021), sudah 3 tahunan ini kanker mulai menggerogoti payudaranya.
Akan tetapi dalam kurun waktu 6 bulan ini dirinya sudah mulai tidak bisa beraktivitas lantaran merasakan sakit yang tak tertahankan.
"Sebenarnya saya sudah menyadari penyakit ini sejak 3 tahun lalu, akan tetapi sudah 6 bulan ini mulai membengkak, rasanya sakitnya tidak tertahankan lagi, makan dan minum sudah tidak nafsu lagi," kata Elmi Sembari menitikkan air matanya.
Baca juga: Sempat Ditolak di 2 Rumah Sakit, Ibu di India Bawa Jenazah Putranya dengan Becak, Diduga Kena Covid
Baca juga: Sang Ayah Nangis Lihat Anaknya Babak Belur hingga Dirantai Sang Pacar, Sakit Kali Anakku Ini
Elmi menuturkan pernah berobat ke RSUD Pagaralam dengan menggunakan hasil penjualan satu-satunnya tanah kebun kopi miliknya.
Akan tetapi sayang usahanya belum berhasil karena biaya pengobatan kanker terlalu mahal untuknya.
"Sekitar 2 minggu sebelum memasuki bulan puasa saya sempat berobat ke Pagaralam, waktu itu saya jual kebun kopi milik saya buat biaya berobat ke sana.
Akan tetapi sayang belum sembuh dan dirujuk ke Palembang, akan tetapi biayanya kurang," kata Elmi.
Elmi berharap bisa segera sembuh dan bisa beraktivitas seperti sediakala supaya anaknya, Sera bisa bersekolah kembali karena tidak harus mengurusnya lagi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/sera-sedang-menjaga-sang-ibu-yang-hanya-bisa-berbaring-lemah.jpg)