Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Kisah-kisah Ngeri Jasad Warga India yang Positif Covid-19, Dibawa Pakai Motor, Diikat di Atas Mobil

Inilah kisah-kisah ngeri jasad warga India yang positif covid-19. Dibawa pakai motor, dibawa berjalan kaki sampai diikat di atas mobil

Editor: Budi Rahmat
Sumber: AP Photo/Mukhtar Khan
Seorang lelaki tampak menangisi kerabatnya yang meninggal akibat Covid-19 di Srinagar, wilayah Kashmir yang diduduki India, pada Minggu (25/4/2021). 

Kematian baru pada Rabu (28/4/2021) dilaporkan mencapai 3.293, mendorong total kematian karena Covid-19 di India lebih dari 200.000.

Para analis memperingatkan bahwa angka sebenarnya dari jumlah kematian karena Covid-19 di India, bisa jadi dua kali lipat atau lebih, karena 80 persen kematian di India tidak tercatat secara resmi.

India juga melaporkan 360.960 kasus baru pada Rabu (28/4/2021), ketika pasien membludak di rumah sakit dan sistem kesehatan India kewalahan, seolah tidak ada akhir dari krisis pandemi Covid-19 ini.

Lebih banyak video yang beredar dari rumah sakit di Ahmedabad, negara bagian Gujarat, menyoroti kerasnya krisis kesehatan yang terjadi saat banyak mayat berjejer di ruang mayat menunggu diidentifikasi oleh kerabat, sehingga mereka dapat dibawa untuk dikremasi atau dikuburkan.

Diikat di Atas Mobil

Ilustrasi penemuan mayat perempuan di kamar kos.
ilustrasi mayat

Jenazah seorang ayah di India dilaporkan diikat anaknya di atas mobil, di tengah krisi Covid-19 yang terjadi.

Dilaporkan India Today, si anak terpaksa mengantarkan sendiri jasad ayahnya karena tidak ada layanan ambulans.

Diyakini, anaknya hendak melakukan ritual penguburan bagi si ayah di krematorium Agra, kota berpenduduk 1,6 juta jiwa di Uttar Pradesh.

Region itu tengah mengalami lonjakan kasus Covid-19, dengan Agra saja melaporkan 600 kasus setiap harinya.

Karena kurangnya ambulans, orang-orang harus menunggu hingga enam jam untuk membawa jenazah kerabat mereka ke krematorium.

Seperti kota lainnya di India, Agra juga berjibaku menghadapi gelombang kedua virus corona yang jauh lebih mengerikan.

Dilansir Daily Mirror Selasa (27/4/2021), politisi menyalahkan partai penguasa Bharatiya Janata (BJP) yang tak becus mengurus pandemi.

Akibatnya, rumah sakit swasta di sana menolak pasien. Meski begitu, kota tersebut tetap kebanjiran pasien dari distrik tetangga.

Secara keseluruhan, gelombang kedua yang bagaikan tsunami ini meluluhlantakkan sistem kesehatan setempat.

Pasien virus corona dilaporkan meninggal di jalan dalam usaha mereka mencari rumah sakit yang kosong.

Sumber: Kompas.com
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved