Pramugari Ini Dipecat karena Ketauan Berikan Layanan Plus-Plus di dalam Toilet Pesawat
hostes di bawah 30 tahun memiliki kesempatan untuk menerima jumlah uang maksimum untuk setiap layanan.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Diberitakan Daily Mail, pada Rabu (28/4/21) terkuak aktivitas diluar dugaan di dalam pesawat.
Dimana, seorang pramugari ini mengaku telah, menjadi pemuas nafsu penumpang pesawat selama 2 tahun.
Dalam kurun waktu tersebut, dia telah menghasilkan banyak uang dari bayaran berhubungan intim dengan penumpang di toilet pesawat.
Menurut Daily Mail, insiden itu baru ketahuan setelah wanita itu tertangkap basah melakukannya di toilet pesawat.
Setelah insiden itu, dia kemudian dipecat dari pekerjaanya sebagai pramugari.
Menurut laporan, wanita tersebut bekerja untuk maskapai penerbangan di Timur Tengah, namun tidak disebutkan namanya.
Baca juga: HASIL Liga Champions PSG vs Manchester City: Perih, Neymar dkk Kenak Comeback
Baca juga: MENGUAK Alasan Ustaz Abdul Somad Menikahi Fatimah: Berawal dari Permintaan Ini
Seorang sumber mengatakan kepada Daily Saba dalam bahasa Arab, tentang insiden yang baru saja terungkap itu.
"Dia mengaku berhubungan intim, dengan penumpang setia penerbangan," kata sumber itu.
"Dia sering memilih untuk terbang dalam penerbangan panjang antara Teluk dan Amerika," tambahnya.
Sumber lain mengatakan, wanita itu menghasilkan 2.000 dollar AS (Rp29 juta) per penerbangan, dengan total 900.000 dollar AS (Rp13 miliar) dalam waktu 2 tahun.
Berbicara pada Daily Mail, Antoine Michelat, yang berpengetahuan luas di industri penerbangan, meanggapi hal itu.
Baca juga: CARA Membedakan Alat Rapid Antigen Baru dengan Antigen Bekas
Baca juga: Heboh Nama Prabowo Diseret di Kasus Korupsi Benur, Dahnil: PT ACK Itu Bukan Milik Pak Prabowo
Baca juga: Ragu dengan AstraZeneca, Malaysia Hentikan Pemakaian Vaksin AstraZeneca
"Pramugari selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi penumpangnya," katanya.
"Sementara beberapa pramugari tidak melewati garis merah, yang lain melihat ini sebagai cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan," tambahnya.
"900.000 dollar AS (Rp13 miliar) adalah uang yang banyak, tidak jelas apakah dia menghasilkan sebanyak itu dalam 2 tahun atau tidak. Saya kira itu tergantung penumpang dan seberapa kaya mereka," kata Michelat.
Insiden itu terjadi pada 2015 tetapi baru-baru ini dipublikasikan oleh situs web Tiongkok.