Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Dicampur ke Sate, Apa Itu Racun Sianida? Bagaimana Cara Kerja Sianida?

Pelaku meminta ojol untuk mengantarkan paket makanan ke sebuah alamat tanpa menggunakan aplikasi.

ist
Pengirim sate ayam yang mengandung racun bernama Nani Apriliani Nurjaman (25) atau NA alias Tika, beralamat KTP di Desa Buniwangi, Kecamatan Palasan, Majalengka, Jawa Barat, terancam hukuman mati. Motif pelaku karena sakit hati. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sate beracun sianida mencadi sorotan akhir-akhir ini.

Hal ini menyusul tewasnya seorang bocah setelah menyantap sate yang dibawa ayahnya yang berprofesi seorang pengemudi ojek online.

kasus kiriman paket sate yang berujung maut ini sebelumnya viral di media sosial setelah anak pengemudi ojol meninggal dunia usai menyantap makanan tersebut, Minggu (25/04/2021) lalu.

Awalnya, makanan beracun tersebut sengaja dititipkan oleh pelaku untuk diberikan kepada orang lain.

Pelaku meminta ojol untuk mengantarkan paket makanan ke sebuah alamat tanpa menggunakan aplikasi.

Namun, saat tiba di alamat yang dituju, si penerima menolak kiriman itu.

Dirinya tidak mau menerima makanan tersebut karena mengaku tidak mengenal sosok pengirimnya.

Baca juga: Cerdas, Biar Ngak Dicap MUDIK Dua Cewek Cantik Ini Konsisten Jawab Pulang Kampung

Baca juga: Misteri Sate Beracun: Terungkap Pelaku Sakit Hati karena Cowok Idaman Menikah, Eh Salah Sasaran

Tanpa berpikiran negatif, makanan tersebut diberikan kepada pengemudi ojol yang mengantarkan makanan tersebut.

Lantas, makanan tersebut dibawa pulang sang ojol untuk diberikan kepada keluarga, guna dimakan saat berbuka puasa.

Naas, makanan yang dibawa ke rumah justru merenggut nyawa putra pengemudi ojol yang baru berusia 8 tahun.

Setelah dilakukan penyelidikan, pihak kepolisian memastikan kematian anak ojol tersebut karena keracunan.

Dir Reskrimum Polda DIY Kombes Burkan Rudy Satriya mengatakan Pemesanan racun sudah beberapa hari sebelumnya.

Pemesanan dilakukan melalui online e commerce atau dagang-el.

Baca juga: Update Perburuan Ali Kalora, Satgas Madago Raya Kehilangan Jejak Mujahidin Indonesia Timur

Baca juga: Download MP3 Lagu Itzy Mafia in The Morning, Lengkap dengan Lirik Lagu in The Morning

Baca juga: VIDEO Kirim Sate Beracun Tapi Salah Sasaran, Wanita Ini Sakit Hati Pria Pujaan Nikahi Perempuan Lain

Racun yang ditaburkan yakni KCn atau kalium sianida.

Lantas apa sebenarnya sianida dan digunakan untuk apa?

Melansir berbagai sumber, Sianida sendiri sebenarnya adalah insektisida dan pestisida.

Namun jika digunakan sebagai racun, sianida termasuk racun yang dapat bekerja dan menyebar dengan cepat, serta sangat berpotensi mematikan.

Dan jika masuk ke dalam perut seseorang dengan keasaman lambung yang cukup tinggi, sianida akan bereaksi pada tingkat yang lebih tinggi.

Tidak semua orang dapat mencium bau dari sianida, karena pada dasarnya sianida tidak selalu mengeluarkan bau.

Sekalipun berbau, sianida akan tercium seperti kacang almond pahit.

Baca juga: Usai Bertengkar hingga Banting Istri ke Tanah, Seorang Suami di NTT Ditemukan Gantung Diri

Baca juga: Masuk Lewat Pelabuhan Dumai, 1 ABK India Positif Covid-19, Gubri Syamsuar Langsung Pantau Kondisinya

Bentuk dari sianida ini sendiri juga beragam.

Mulai dari sianida potasium (KCN) dan sianida sodium (NaCN) yang berbentuk kristal, serta berbentuk gas yang tidak berwarna seperti sianogen klorida (CNCI) dan hidrogen sianida (HCN).

Ada beragam cara sianida dapat masuk ke dalam tubuh dan membahayakan diri kamu.

Antara lain dengan menyentuh tanah yang mengandung sianida, meminum air yang sudah terkontaminasi sianida, melalui udara, dengan merokok, atau bahkan dengan mengonsumsi makanan yang mengandung sianida.

Apa yang Terjadi Jika Terkena Sianida?

Jika seseorang terkena sianida dalam jumlah kecil, orang tersebut akan mengalami beberapa gejala seperti mual, muntah, sakit kepala, pusing, merasa gelisah, pernapasan cepat, denyut jantung cepat, dan tubuh terasa lemah.

Meski begitu, tidak semua orang yang memiliki beberapa gejala ini berarti mengalami keracunan sianida.

Lain halnya jika seseorang sudah terkena sianida dalam jumlah besar.

Ia bisa jadi mengalami denyut jantung yang melambat, hilang kesadaran, kejang, kerusakan pada paru-paru, tekanan darah rendah, dan mengalami gagal napas hingga menyebabkan kematian.

Bagaimana Sianida Bisa Membunuh?

Nah, jika kamu mulai bertanya-tanya kenapa sianida bisa sangat berbahaya, begini penyebabnya.

  • Seberapa besarnya jumlah sianida yang masuk ke dalam tubuh, dan berapa lama orang tersebut terkena racun sangat memengaruhi efek sianida di dalam tubuh. Dosis fatal sianida adalah 1,5mg/kg tubuh manusia. Bayangkan jika seseorang mengonsumsi lebih dari dosis yang mematikan tersebut.
  • Saat sianida masuk ke dalam tubuh, sianida akan mencegah sel-sel di dalam tubuh untuk menggunakan oksigen. Sehingga sel-sel di dalam tubuh akan mati.
  • Adapun organ yang akan paling mengalami kerusakan adalah otak dan jantung. Karena dibandingkan organ tubuh lainnya, kedua organ ini adalah organ yang paling banyak menggunakan oksigen.

Selain sianida yang masuk ke dalam mulut melalui makanan, gas sianida juga tidak kalah berbahaya. Bahkan, paling bahaya dibandingkan dengan jenis lainnya. Gas ini mungkin tidak terlalu berbahaya jika ada di ruangan terbuka, karena dapat menyebar dan menguap. Namun lain halnya jika gas tersebut ada di dalam ruangan tertutup.

Sebenarnya sianida juga terdapat di dalam makanan yang mungkin kamu temui sehari-hari. Namun, tentu masih dalam jumlah yang rendah.

Misalnya saja di dalam kacang almond, biji aprikot, biji jeruk, biji apel, ubi kayu, rebung, kacang lima, tapioka, dan lubang yang terdapat di dalam buah.

Selain itu, sianida juga terdapat di dalam asap kendaraan, asap rokok, beberapa jenis alga, bakteri, dan jamur.

Meski sianida terdapat di dalam beberapa jenis makanan yang mungkin kamu temui sehari-hari, sebenarnya bisa dikatakan cukup aman asal kamu mengolahnya dengan tepat. Umumnya, efek mematikan sianida dapat terjadi karena kecelakaan atau karena disengaja.

Efek mematikannya yang cukup cepat tidak jarang dijadikan alat untuk meneror atau bahkan membunuh seseorang.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved