Tercatat 618 Kendaraan di 5 Pos Penyekatan Mudik di Riau Putar Balik
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Riau, Hadi Penandio, Senin (10/5/2021) di kantor Gubernur Riau menjelaskan pihaknya terus melakukan peng
Penulis: Firmauli Sihaloho | Editor: Firmauli Sihaloho
TRIBUNPEKANBARU.COM - Penindakan atas kebijakan larangan mudik terus digencarkan di Provinsi Riau.
Apalagi kasus terkonfirmasi di Bumi Lancang Kuning saat ini terus meningkat.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Riau, Hadi Penandio, Senin (10/5/2021) di kantor Gubernur Riau menjelaskan pihaknya terus melakukan pengawasan dan penindakan terhadap pemudik.
Para petugas terus menjaga dan mengawasi perbatasan.
"Dari mulai operasi pada 6 Mei sampai 9 Mei, setidaknya ada 618 unit kendaraan yang diambil tindakan putar balik oleh petugas. Kebanyak kendaraan mini bus yang membawa orang mudik," katanya.
Selain itu, lanjut Hadi, petugas juga menemukan 136 masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan memakai masker.
"Mereka yang melanggar prokes ini sebetulnya memenuhi syarat untuk lewat di pos penyekatan. Tapi karena tak pakai masker petugas memberi sanksi sosial, seperti push up dan lainnya," terangnya.
Baca juga: Ketika tangan tak mampu menjabat. . . Bagikan Ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442 H
Baca juga: 2 Malam Masjid Al Aqsa Diserang, MENGUAK 3 Rencana Israel di Kompleks Masjid Al Aqsa
Disamping itu, dalam operasi di pos penyekatan mudik perbatasan provinsi, pihaknya menurunkan 60 personel Satpol PP di lima titik. Yakni pos perbatasan Riau-Jambi di Inhil, Riau-Sumut di Rokan Hulu, Riau-Sumut di Rokam Hulu, Riau-Sumbar di Kampar dan Riau-Sumbar di Kuansing.
"Di pos penyekatan perbatasan kita turunkan 60 personel. Mulai tanggal 6 Mei kemarin anggota sudah berada di lokasi lima pos penyekatan mudik," pungkasnya.
Sementara Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Doni Monardo menghimbau agar masyarakat mematuhi himbauan ini, terlebih di pulau sumatera.
Sebab, kasus Covid-19 di Pulau Sumatera saat ini cukup mengkhawatirkan.
"Kita selalu menghimbau agar jangan mudik dulu. Marilah sama-sama menahan diri. Nanti jika orangtua atau keluarga kita tertular Covid-19, tentu akan susah. Apalagi tidak semua desa memiliki fasilitas kesehatan yang memadai," tegasnya saat membuka program Fellowship Jurnalis Perubahan Perilaku, Senin (10/5/2021).
Doni juga mengatakan tidak masalah jika dirinya dianggap cerewet, seperti nenek.
"Tak apa-apa. Yang penting hal ini bisa mengurangi kasus covid-19," singkat Dia.
