Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Padahal Kekuatan KKB Papua Biasa-biasa Saja, Tapi Sulit Ditumpas, KKB 'Dilindungi' Hewan & Tokoh Ini

Selain faktor taktikal geografis, menurut Ridlwan, adanya 'perlindungan' tokoh lokal juga disebut sebagai salah satu faktor

Editor: Muhammad Ridho
Facebook TPNPB
kkb papua 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sedikitnya ada 150 orang KKB Papua yang masih aktif dan belum termasuk simpatisannya.

Jumlah ini tersebar dalam berbagai kelompok kecil, yang kerap melakukan teror di Papua.

Butuh waktu ekstra untuk menumpas KKB Papua meski secara persenjataan kalah jauh dari Satgas TNI dan Polri.

Inilah peta kekuatan yang harus diperhitungkan oleh TNI-Polri untuk

menumpas kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua tersebut.

Berpotensi mengancan kondisi keamanan di Kabupaten Puncak Jaya dengan

bergabungnya enam kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Ilaga, Papua.

Demikian diungkapkan oleh Kepala Kepolisian Daerah Papua, Inspektur Jenderal (Irjen) Mathius D. Fakhiri, di Jayapura, Kamis (20/5/2021).

Menurut Kapolda Papua, kekuatan KKB itu diperkirakan mencapai 150 orang yang aktif, belum termasuk simpatisan.

"Dari enam kelompok yang sedang berkumpul di Ilaga, yang aktif sekitar 150

orang, tetapi kalau dengan peserta cukup besar," katanya.

Selanjutnya, dari 150 anggota KKB itu ada sekitat 70 orang yang membawa senjata api.

Diperkirakan, para anggota KKB itu terpantau berkumpul di wilayah KKB pimpinan Lekagak Telenggen.

Dari data yang dia terima, KKB yang bersatu itu berasal dari Puncak Jaya, Pilia

(Jayawijaya), Sugapa (Intan Jaya), Paniai, Kuyawage, dan Lanny Jaya.

Aparat yakin mampu atasi

Menurut Fakhiri, aparat gabungan yang ada di sejumlah titik rawan mampu mengatasi enam KKB tersebut.

Bahkan sudah dilaporkan ke pemerintah pusat kondisi yang demikian.

Kemudian, rencana langkah yang akan diambil oleh aparat keamanan adalah memisahkan kekuatan itu dari masyarakat.

"Makanya kami berusaha memisahkan kelompok itu dari masyarakat," kata Fakhiri.

Pihak Mabes Polri di Jakarta menyebut, seperti diberitakan sebelumnya, bahwa

jumlah anggota KKB yang militan mencapai ratusan bahkan lebih.

Kondisi tersebut akan terus didalami dan dipantau oleh Satuan Tugas Nemangkawi yang berisi personel gabungan Polri dan TNI.

"Kurang lebih 150-an orang ya. Kurang lebih anggota KKB itu 150 orang yang militan,"

kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Ahmad

Ramadhan, dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/5/2021). 

Kendala penumpasan KKB

Melansir Kompas.com, Pengamat intelijen Ridlwan Habib mengatakan bahwa sebenarnya kemampuan tempur KKB Papua biasa-biasa saja.

Namun, beberapa faktor di luar kemampuan tempur KKB Papua menjadi alasan sulitnya mereka dienyahkan.

Ia menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang membuat KKB di Papua sulit untuk ditumpas.

Faktor tersebut terutama adalah karena geografis yang sulit dan menantang.

"Jadi kemampuan tempur KKB itu sebenarnya biasa-biasa saja, tetapi karena

situasi geografis di Papua, vegetasinya, kemudian hewan-hewan yang ada di sana,

itu membuat mereka lebih kuat bertahan daripada pasukan pemukul dari TNI dan

Polri yang mengejar," kata Ridlwan pada Kompas.com, Rabu (28/4/2021).

Selain faktor taktikal geografis, menurut Ridlwan, adanya 'perlindungan' tokoh lokal

juga disebut sebagai salah satu faktor yang membuat sulitnya KKB Papua dienyahkan.

Beberapa di antara tokoh lokal tersebut dikatakan sudah tertangkap.

"Ada beberapa oknum tokoh-tokoh kan yang sudah tertangkap, misalnya kemarin ada

satu oknum pendeta ternyata menyuplai senjata untuk KKB," ujar Ridlwan.

"Jadi ini problem juga, karena di sana masih ada oknum tokoh masyarakat adat yang masih melindungi orang-orang KKB itu, jadi makin susah untuk dikejar," imbuhnya.

Faktor ketiga yang menjadi alasan sulitnya KKB Papua dienyahkan adalah soal koordinasi antar lintas tim yang ikut bergerak bersama-sama melawan KKB.

Menurut Ridlwan, perlu ada wadah yang melinkupi berbagai tim atau unsur yang terlibat dalam pemberantasan KKB Papua.

Kini, tim atau unsur yang dilibatkan dalam memberantas kelompok tersebut, yaitu seperti TNI, Polri, BIN, dan satuan tugas lokal dari Kodam setempat.

"Nah ini koordinasinya saya kira memang perlu dilingkupi dalam satu wadah yang

khusus, misalnya dulu kita ingat waktu operasi melawan Santoso. Waktu itu

payungnya satu, yakni namanya Satgas Tinombala, jadi semua unsur itu ya cuma satu payung itu," jelas Ridlwan.

Dengan faktor ketiga yang menurut Ridlwan menjadi salah satu alasan sulitnya

memberantas KKB Papua ini, ia meminta kepada pemerintah untuk segera membuat satu payung yang dapat mewadahi semua unsur.

Hal itu agar nantinya tidak ada yang bergerak sendiri-sendiri.

Artikel ini telah tayang di BangkaPos

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved