Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Akan Didatangkan ke Indonesia, Inilah Vaksin Johnson and Johnson, Vaksin Syarat Bagi Jemaah Haji

Vaksin Johnson and Johnson disebut satu dari empat vaksin yang menjadi syarat diperbolehkannya jemaah haji 1442 Hijriah/2021 M masuk ke Arab Saudi

Editor: Muhammad Ridho
Luis ACOSTA / AFP
ilustrasi vaksin covid-19 

Dilansir dari ABC, Senin (1/3/2021), vaksin buatan perusahaan Amerika Serikat, Johnson & Johnson menunjukkan hasil yang lebih efektif dibandingkan vaksin satu dosis yang dibuat oleh China.

FDA AS mengatakan bahwa satu suntikan vaksin Johnson & Johnson memberikan perlindungan kuat terhadap penyakit serius, serta potensi perawatan di rumah sakit serta risiko kematian akibat Covid-19.

Dalam uji klinis vaksin tersebut yang dilakukan besar-besaran di tiga benua, satu dosis vaksin ini diketahui 85 persen melindungi dari Covid-19 parah.

Sementara itu, vaksin Covid-19 dosis satu kali dari China, yang dikembangkan CanSino Biologics menunjukkan hasil lebih rendah dengan tingkat kemanjuran atau efikasi 68,83 persen.

Kendati efikasi jauh lebih rendah dari vaksin Johnson & Johnson, vaksin CanSino disebut telah dapat mencegah penyakit yang ditimbulkan Covid-19 setelah diberikan dalam masa dua minggu, turun ke angka 65,28 persen dalam empat minggu setelah vaksinasi dilakukan.

Kendati demikian, data dari uji coba yang dilakukan di Pakistan dan tempat lain, menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam mencegah infeksi terhadap penyakit serius.

Perbandingan dengan vaksin dua dosis

Data saat ini menunjukkan bahwa dua dosis vaksin virus corona yang diberikan lebih efektif mencegah gejala yang tidak terlalu serius dari infeksi Covid-19.

Namun demikian, uji coba yang dilakukan Johnson & Johnson dapat memberikan petunjuk lebih baik mengenai situasi saat ini.

Di Amerika Serikat, vaksin Pfizer dan Moderna yang diberikan dengan dua dosis menunjukkan efikasi yang tinggi mencapai 95 persen perlindungan terhadap Covid-19.

Sementara tingkat kemanjuran satu dosis vaksin Johnson & Johnson adalah 85 persen terhadap penyakit serius dan turun menjadi 66 persen untuk keseluruhan, apabila data untuk penyakit yang lebih ringan juga dihitung.

Kendati demikian, cukup sulit untuk membandingkan data statistik ini begitu saja, sebab adanya perbedaan tempat dan kapan setiap perusahaan vaksin ini melakukan uji coba.

Studi uji coba klinis vaksin virus corona yang dilakukan Johnson & Johnson dilakukan saat dunia mulai menghadapi varian baru virus SARS-CoV-2 di Inggris dan Afrika Selatan.

Sementara penelitian yang dilakukan Pfizer dan Moderna telah rampung sebelum varian baru virus corona Inggris dan Afrika Selatan mulai menyebar luas.

Vaksin satu dosis lebih mudah disimpan

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved