Rekam Pembunuhan oleh Polisi, Remaja Ini Diganjar Hadiah Pulitzer
Darnella Frazier, remaja berusia 17 tahun mendapat penghargaan khusus dari Pulitzer.
Penulis: Rinal Maradjo | Editor: Rinal Maradjo
Darnella Frazier lalu mengantarkan sepupunya tersebut ke dalam toko lalu kembali ke trotoar dan mulai merekam peristiwa itu.
“itu tidak benar. Dia menderita. Dia kesakitan.” katanya.
Dia terus merekam meskipun dia mengatakan dia merasa terancam ketika Chauvin mengabaikan teriakan orang-orang yang ada di tempat itu.
Teriakan tak dipedulikan, ia tetap berlutut di leher Floyd selama 9 menit, 29 detik, hingga akhirnya George Floyd tewas.
Selama kesaksiannya di persidangan Chauvin, Darnella Frazier mengatakan kepada juri bahwa dia terkadang berharap bisa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan George Floyd.
Gadis dari etnis kulit hitam ini juga mengatakan, saat melihat George Floyd dianiaya,
Dia membayangkan, ayah dan pamannya yang menerima perlakuan itu.
“Setiap malam, saya meminta maaf kepada George Floyd karena tidak berbuat lebih banyak, dan tidak berinteraksi secara fisik dan tidak menyelamatkan hidupnya,” katanya.
Video rekaman Darnella Frazier yang menunjukkan Floyd berulang kali mengatakan dia tidak bisa bernapas sebelum tewas, diposting ke Facebook beberapa jam setelah direkam.
Rekaman itu kemudian memicu kemarahan di Minneapolis dan sekitarnya.
Video itu juga menjadi bukti penting dalam persidangan Chauvin.
Chauvin divonis pada bulan April atas pembunuhan tingkat dua yang tidak disengaja. Rencananya, ia akan divonis pada 25 Juni 2021 depan.
Dewan Pulitzer juga mengumumkan pada hari Jumat bahwa Star Tribune of Minneapolis memenangkan hadiah pelaporan berita terbaru untuk liputannya tentang pembunuhan Floyd dan akibatnya.
Roy Peter Clark, seorang sarjana senior di Institut Poynter, mengatakan dalam kolom untuk Nieman Lab bulan lalu, bahwa Darnella Frazier harus memenangkan Pulitzer untuk videonya.
Clark, yang telah menjadi juri Pulitzer lima kali, mengatakan kepada The Associated Press pada hari Jumat bahwa Frazier seperti banyak jurnalis atau seniman yang telah memenangkan Hadiah Pulitzer karena membela toleransi, kesetaraan dan keadilan sosial.
