Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah

Ancaman kluster keluarga , sebanyak 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau memilih isolasi mandiri di rumah, ruang isolasi pemerintah tidak terisi

Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nolpitos Hendri
Tribun Pekanbaru/Syaiful Misgiono
Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah. Foto: Gubri Syamsuar Tinjau Asrama Haji yang disiapkan untuk tempat isolasi mandiri 

TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Ancaman kluster keluarga , sebanyak 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau memilih isolasi mandiri di rumah, ruang isolasi pemerintah tidak terisi.

Tingkat keterisian ruang isolasi mandiri untuk Pasien Positif Covid-19 yang disiapkan oleh pemerintah, baik provinsi maupun pemerintah kabupaten dan kota di Riau masih rendah.

Padahal jika melihat jumlah Pasien Positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di Riau cukup tinggi.

Hingga saat ini jumlah Pasien Positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri mencapai 3.242 orang.

Sedangkan yang dirawat di rumah sakit sebanyak 616 orang. 

Namun mirisnya, Pasien Positif Covid-19 di Riau ternyata lebih banyak yang memilih isolasi di rumah jika dibandingkan di tempat yang disiapkan oleh pemerintah. 

Terbukti, tingkat keterisian ruang isolasi di tempat yang disiapkan pemerintah hanya sebanyak 251 orang saja.

Padahal jumlah Pasien Positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri mencapai 3.242 orang.

Artinya hampir 3 ribu orang atau 2.991 Pasien Positif Covid-19 di Riau memilih untuk menjalani isolasi mandiri di rumah. 

Berdasarkan data dari Dinas kesehatan Provinsi Riau, jumlah tempat isolasi mandiri yang ada di Riau ada 18 lokasi.

Tersebar di sembilan kabupaten kota. 

Rincianya di Pekanbaru ada lima lokasi, Rohil ada tiga lokasi, Siak ada tiga lokasi dan di Inhu ada dua lokasi. 

Kemudian Dumai, Inhil, Meranti, Kampar dan Pelalawan masing-masing punya satu lokasi tempat isolasi mandiri

Dari 18 tempat isolasi yang disiapkan oleh pemerintah tersebut, tersedia 731 kamar dengan jumlah tempat tidur sebanyak 1.247 tempat tidur. 

"Hingga saat ini yang terpakai baru sebanyak 251 tempat tidur, jadi masih tersisa 996 tempat tidur lagi," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir, Selasa (15/6/2021).

"Kita imbau bagi warga yang terkena Covid-19 namun tidak bergejala, maupun bergejala ringan agar bisa memanfaatkan tempat isolasi mandiri yang disiapkan pemerintah.

Apalagi kalau rumahnya tidak layak untuk dijadikan tempat isolasi, sebaiknya isolasi mandiri di tempat yang disiapkan oleh pemerintah, supaya bisa lebih terjamin," ujar Mimi.

Dijelaskan Mimi Yuliani, kluster keluarga masih menjadi kasus tertinggi di Riau, jika dalam satu keluarga terdapat kasus positif, selanjutnya dilakukan tracing kontak erat, dan hasilnya dalam satu keluarga terkomfirmasi positif.

Hal ini terjadi karena ketidak patuhan masyarakat terhadap prokes.

“Masih banyak dari kluster keluarga , dan hasilnya dari tracing ini makanya terdeteksi banyak kasus positif.

Kemudian, pemeriksaan pada saat perjalanan, secara sendirinya terdeteksi hasil rapid antigennya positif.

Kalau untuk swab mandiri sekarang tidak begitu banyak, tapi dari pemeriksaan rapid antigen banyak terkomfirmasi,” kata Mimi.

Mimi mengungkapkan, kluster keluarga menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19 di Riau.

Sebab saat ini terjadi penularan yang cukup cepat di lingkungan keluarga.

Jika dalam satu keluarga itu ada yang positif, kemudian melakukan isolasi mandiri di rumah, banyak anggota keluarga yang satu rumah itu yang ikut tertular.

"Bahkan ada yang sampai satu rumah itu tertular semua, jadi ada yang salah dengan pasien yang melakukan isolasi mandiri di rumah," kata Mimi.

Tinggi kluster keluarga ini diduga kuat disebabkan karena pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah tidak menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

Atau bisa juga disebabkan karena rumah atau tempat tinggal yang dijadikan tempat isolasi mandiri ini tidak memenuhi syarat. 

"Makanya kami minta mereka ini isolasi di tempat yang disiapkan oleh pemerintah.

Kalau ditempat isolasi yang siapkan oleh pemerintah kan bisa diawasi oleh petugas, prokesnya jalan, kalau ada apa-apa bisa langsung ditangani oleh petugas kesehatan dan potensi menularkan ke anggota keluarga yang lain bisa dihindari," katanya. 

Sebelumnya, Gubri Syamsuar mengimbau agar Pasien Positif Covid-19 yang tidak bergejala atau bergejala ringan bisa melakukan isolasi di tempat yang disiapkan pemerintah daerah.

Tujuanya agar pasien tidak menularkan virusnya ke anggota keluarganya yang tinggal satu rumah.

Selain itu, pasien yang melakukan isolasi mandiri di tempat yang disiapkan oleh pemerintah daerah juga terjamin obat-obatan serta makanya. 

Tidak hanya itu, pasien yang isolasi mandiri digedung-gedung yang disiapkan pemerintah juga diperiksa secara berkala kesehatanya oleh petugas kesehatan yang ditugaskan di masing-masing tempat isolasi. 

Pasien juga diberikan asupan gizi yang cukup serta diajak olah raga setiap paginya, sehingga imunitas mereka bisa terjaga dan bisa segera sembuh dari Covid-19.

"Kita sudah siapkan tiga tempat isolasi mandiri, ini kita tambah satu lagi asrama haji ini untuk antisipasi kalau nanti ada penambahan warga kita yang positif tapi bergejala ringan dan OTG," kata Gubri Syamsuar .

Menurutnya, perlunya penambahan ruang isolasi ini karena sebagian tempat isolasi mandiri yang tersedia di Provinsi Riau sudah terisi dan penambahan ruang isolasi di Asrama Haji Provinsi Riau ini sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan Pasien Positif Covid-19 yang tinggi di Riau.

"Kita antisipasi penambahan yang luar biasa, untuk itu kita harus menyiapkan tempatnya, karena itu kita melakukan meninjau ini," sebutnya.

Gubri Syamsuar  berharap dengan penambahan ruang isolasi ini bisa membantu merawat Pasien Positif Covid-19 khususnya dengan gejala ringan atau Orang Tanpa Gejala (OTG).

Selain itu, pihaknya juga menyebutkan untuk tenaga kesehatan seperti dokter, perawat dan beberapa tenaga juga telah disiapkan.

Ia berharap dengan kesiapan ruangan dan tenaga kesehatan yang telah di persiapan penanganan Covid-19 dapat dilaksanakan dengan baik.

Ia juga menuturkan bahwa penambahan ruang isolasi di Asrama Haji Provinsi Riau ini juga bisa langsung digunakan untuk Pasien Positif Covid-19 dengan gejala ringan.

Jam Malam dan PPKM Mikro di Pelalawan di Perpanjang

Satuan Tugas atau Satgas Covid-19 Pelalawan memutuskan untuk memperpanjang jam malam dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro selama dua pekan kedepan.

Perpanjangan jam malam dan PPKM Mikro di Pelalawan serta pembatasan kegiatan tetap dilakukan walaupun kasus Covid-19 di Pelalawan cenderung menurun dan berada dalam zona orange corona.

Perpanjangan jam malam dan PPKM Mikro di Pelalawan untuk menekan angka penularan virus corona di tengah masyarakat agar lebih minim lagi.

Perpanjangan ini merupakan kedua setelah dua pekan lalu perpanjangan pertama setelah Pelalawan keluar dari zona merah Covid-19.

"Perpanjangan selama 14 hari kedepan sampai tanggal 28 Juni mendatang.

Suratnya sudah diteken pak bupati dan telah disebar ke semua instansi," terang Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran (Satpol PP dan Damkar) Pelalawan, Abu Bakar FE, kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (15/06/2021).

Abu Bakar menuturkan, adapun kegiatan pembatasan yang dilanjutkan yakni pemberlakukan jam malam di Kota Pangkalan Kerinci sampai batas pukul 21.00 wib.

Semua pedagang tidak bisa melayani pembeli kecuali dibungkus.

Hal ini dibarengi dengan penyekatan jalan oleh petugas gabungan Yustisi Covid-19.

Posko PPKM Mikro yang telah didirikan di daerah zona merah tetap diaktifkan untuk memantau perkembangan kasus Covid-19.

Demikian juga dengan operasi yustisi penerapan Protokol Kesehatan (Prokes) yang sudah dilaksanakan satu bulan terakhir berupa razia masker, tetap dilaksanakan sesuai konsep sebelumnya.

Personil gabungan dari Satpol PP dan Damkar, BPBD, kepolisian, TNI, Dinas Kesehatan, dan instansi lain merazia warga yang tak pakai masker di jalan raya dan di tempat-tempat keramaian.

"Razia masker masih kita galakan untuk meningkatkan kesadaran warga menerapkan Prokes," tegas Abu Bakar.

Abu Bakar menilai, selama pelaksanaan razia masker tingkat kesadaran masyarakat mulai meningkat untuk membudayakan Prokes khususnya memakai masker.

Ia berharap kepedulian masyarakat terus meningkat pada masa pandemi Covid-19.

Berita Terkait Kluster Keluarga Lainnya

Baca juga berita Tribunpekanbaru.com berjudul " Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah " di Babe dan Google News.

Artikel berjudul " Ancaman Kluster Keluarga, 3.242 Pasien Positif Covid-19 di Riau Memilih Isolasi Mandiri di Rumah " ini ditulis wartawan Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono .

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved