UEFA Nilai EURO 2020 Tidak Adil, Banyak Penggemar yang Dirugikan Gara-gara Ini
UEFA menilai pelaksanaan EURO 2020 tidak adil. Banyak sekali penggemar yang dirugikan. Setelah dikaji, ternyata inilah penyebabnya
Awalnya ada 13 kota di seluruh Eropa yang akan menjadi tuan rumah EURO 2020.
Namun, karena pandemi COVID-19, jumlah tuan rumah EURO 2020 dikurangi menjadi 11 kota, yakni London, Glasgow, Amsterdam, Kopenhagen, Saint Petersburg, Seville, Munich, Baku, Roma, Bucharest, dan Budapest.
Keputusan menggelar EURO 2020 dengan sistem tuan rumah multi-kota pun menuai kritik.
Baca juga: Final EURO 2020 jadi Bermasalah, Inggris Dapat Hukuman dari UEFA Gara-gara Aksi Tak Terpuji Ini
Baca juga: Gawat, UEFA Jatuhkan Sanksi ke Inggris Terkait Insiden Laser, Bagaimana Pertandingan Final EURO 2020
Pasalnya, tim yang mampu melangkah jauh pada gelaran Piala Eropa kali ini hanyalah tim yang memainkan semua pertandingan fase grupnya di rumah sendiri.
Setidaknya ada empat tim yang melangkah jauh karena memainkan tiga pertandingan fase grupnya di kandang sendiri, yakni Denmark, Inggris, Italia, serta Spanyol, dan keempat tim itu lolos ke semifinal EURO 2020.
Bahkan, Inggris bakal memainkan enam pertandingan di kandang sendiri, Stadion Wembley.
Rincian dari pertandingan timnas Inggris di Wembley dalam gelaran EURO 2020 adalah tiga pada fase grup, satu pada babak 16 besar, satu pada semifinal, dan terakhir adalah partai final, di mana timnas Inggris akan berhadapan dengan timnas Italia.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, sadar betul akan besarnya keuntungan dan kerugian yang dialami tim peserta EURO 2020 karena sistem tuan rumah multi-kota.
Oleh karena itu, Aleksandar Ceferin pun menegaskan bahwa dia tidak akan lagi mendukung gelaran Piala Eropa dengan tuan rumah multi-kota karena menurutnya itu tidak adil, khususnya untuk para penggemar.
"Saya tidak akan mendukungnya lagi," kata Ceferin saat ditanya tentang Piala Eropa multi-kota lainnya seperti dikutip BolaSport.com dari BBC Sport.
"Terlalu menantang. Di satu sisi, tidak benar bahwa beberapa tim harus menempuh lebih dari 10.000 km, sementara yang lain hanya menempuh 1.000 km."
"Ini tidak adil bagi para penggemar yang harus berada di Roma hari ini, dan harus berada di Baku beberapa hari berikutnya, yang membutuhkan empat setengah jam penerbangan."
"Kami juga harus banyak bepergian, ke negara-negara dengan yurisdiksi berbeda, mata uang berbeda, negara-negara di Uni Eropa (UE) dan Non-UE, jadi itu tidak mudah."
Baca juga: Gawat, UEFA Jatuhkan Sanksi ke Inggris Terkait Insiden Laser, Bagaimana Pertandingan Final EURO 2020
Baca juga: Final EURO 2020, Ibarat Punya Nafas Kuda Italia Siap bikin Inggris Terengah-engah
"Namun, itu adalah keputusan yang diambil sebelum saya menjabat, jadi saya tetap menghormatinya."
"Ini tetap ide yang menarik, namun sulit untuk diterapkan dan saya rasa kami tidak akan melakukannya lagi," tutur Ceferin menambahkan.
Demikian informasi terkait dengan gelaran EURO 2020 yang malah menguntungkan Inggris. UEFA bilang tak adil. (*)
Sumber BolaSport.com
