Mengerikan, 60 Ribu Orang Menonton Final EURO 2020 Diintai Virus Corona Varian Delta Sangat Menular
Inilah hal yang sangat mengerikan. 60 Orang yang menyakskian laga final EURO 2020 diintai virus corona varian delta yang sangat menular
TRIBUNPEKANBARU.COM- Hati-hati. Laga final EURO 2020 bisa jadi berakhir dengan hal yang mengerikan.
Sebab akan ada 60 ribu orang yang memadati stadio Wembley London.
Kenyataan tersebut dikhawatirkan akan sanbat berpotensi penyebaran virus corona varian Delta.
Varian virus corona ini lebih menular dan mematikan.
Kondisi tersebut yang menjadikan beberapa pihak mengkhawatirkan kerumunan warga yang datang menyaksikan pertandingan ke stadion.
Bahkan juga kerumunan yang ada di Pub saat mereka melakukan nonton bareng atau nobar.
Baca juga: Tak Percaya Corona Sedikitpun, Dokter Lois Jelaskan Penyebab Sebenarnya Pasien Positif Meninggal
Baca juga: Begini Nasib Lois Owien, Dokter yang Santai Sebut Corona Itu Tidak Ada, Kini Dipanggil IDI
Sejumlah pihak di Inggris memperingatkan kekhawatirannya mengenai kerumunan besar menjelang ajang final kompetisi Euro 2020.
Pasalnya, mereka takut akan potensi penyebaran virus corona varian Delta yang menular lebih cepat dan memicu gelombang besar kasus infeksi Covid-19 di seluruh dunia.
Pertandingan final Euro 2020 yang mempertemukan timnas sepakbola Inggris melawan timnas sepakbola Italia tersebut akan di gelar di Stadion Wembley, London.
pertandingan tersebut akan dihelat pada Minggu (11/7/2021) waktu Inggris atau Senin (12/7/2021) waktu Indonesia.
Dalam pertandingan tersebut, sebanyak 60.000 penonton diizinkan untuk menyaksikan laga itu di dalam stadion sebagaimana dilansir AFP.
Selain di dalam stadion, sejumlah pihak mengkhawatirkan kerumunan besar di masing-masing komunitas suporter dan pub di seluruh Inggris untuk nonton bareng (nobar).
"London masih berada dalam krisis kesehatan masyarakat," kata Wakil Asisten Komisaris Polisi Metropolitan Laurence Taylor, pada Sabtu (10/7/2021).
Taylor lantas mendesak masyarakat untuk tetap menjaga jarak.
Di sisi lain, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengisyaratkan maksudnya untuk melonggarkan semua pembatasan sosial pada 19 Juli.
Baca juga: Jokowi Didesak Kibarkan Bendera Putih Pertanda Nyerah Lawan Corona, Ngabalin: WN Kelas Kambing
Baca juga: Corona Virus Lemah Tapi Cerdas, Profesor Ini Sebut Ventilator bisa Jadi Penyebab Kematian Pasien
Namun, kasus harian Covid-19 bukannya menurun tapi justru menanjak di seluruh Inggris yang didorong oleh varian Delta.
Pemerintahan Boris mengatakan, lebih dari 85 persen orang dewasa di negara tersebut telah menerima setidaknya satu suntikan vaksin Covid-19.
Oleh karenanya, pemerintahan Boris berpendapat upaya tersebut akan memutus rantai infeksi dan menurunkan jumlah pasien yang dirawat sekaligus angka kematian.
Tetapi, banyak ilmuwan tidak nyaman dengan pelonggaran seperti menghilangkan aturan jaga jarak serta tidak mewajibkan memakai masker di transportasi umum dan di dalam ruangan.
Baca juga: Mulai Besok, Warga Indonesia Dilarang ke Singapura, Hidup Bersama Corona Dimulai di Negeri Singa
Ketika para pesepakbola timnas Inggris meninggalkan markas mereka di St George's Park pada Sabtu, kontingen besar penggemar yang bersorak memenuhi pinggir jalan.
Hampir tidak ada dari mereka yang terlihat mengenakan masker.
Para pakar kesehatan juga mengungkan kekhawatiran mereka tentang ajang Euro 2020 yang menjadi super spreader, terutama di Inggris dan Rusia karena varian Delta.
Pihak berwenang di Denmark, Finlandia, dan Skotlandia melaporkan kasus Covid-19 di antara para suporter setelah mereka menonton pertandingan Euro 2020 di stadion.(*)
Sumber Kompas.com
