Agensi Asing Rekrut Influencer Untuk Jadi Buzzer Bayaran, Misinya Sebar Hoax Soal Vaksin Covid-19
Para influencer yang berminat bakal dibayar hingga puluhan juta. Influencer yang menjadi buzzer bertugas menyebarkan hoax soal Covid-19.
Dalam bahasa Inggris yang kaku, brief itu menginstruksikan mereka untuk "Bersikaplah seolah-olah Anda memiliki hasrat dan minat dalam topik ini."
Instruksi itu memberitahu mereka untuk tidak menyebutkan bahwa video itu memiliki sponsor, dan sebaliknya berpura-pura mereka secara spontan memberikan saran karena mengkhawatirkan pemirsa mereka.
Platform meda sosial memiliki aturan yang melarang untuk tidak mengungkapkan bahwa konten disponsori.
Di Perancis dan Jerman itu ilegal. Laporan singkat Fazze memberitahu influencer untuk berbagi cerita di surat kabar Perancis Le Monde tentang kebocoran data dari European Medicines Agency.
Ceritanya asli, tetapi tidak mencakup apa pun tentang kematian akibat vaksin Covid-19.
Namun dalam konteks ini, informasi itu dibelokkan untuk mengesankan bahwa statistik tingkat kematian akibat vaksin itu berasal dari kebocoran data dari European Medicines Agency.
Data yang diminta untuk dibagikan oleh para influencer sebenarnya telah dikumpulkan dari berbagai sumber dan diambil di luar konteks.
Data tersebut mempresentasikan jumlah orang yang telah meninggal di beberapa negara beberapa waktu setelah menerima vaksin Covid-19 yang berbeda-beda.
Namun, hanya karena seseorang meninggal setelah mendapatkan vaksin tidak berarti mereka meninggal karena vaksin.
Mereka bisa saja tewas dalam kecelakaan mobil dan lainnya.
Di berbagai negara asal statistik, jumlah orang yang menerima vaksin Pfizer lebih banyak, sehingga diharapkan lebih banyak orang yang meninggal setelah mendapat suntikan Pfizer.
"Jika Anda tidak memiliki pelatihan ilmiah, Anda bisa mengatakan, 'oh, ada angka-angka ini, mereka benar-benar berbeda. Jadi pasti ada tautannya.' Tetapi, Anda dapat membuat korelasi palsu apa pun yang Anda inginkan," kata Leo.
Influencer juga diberikan daftar tautan untuk dibagikan, artikel meragukan yang semuanya menggunakan kumpulan angka yang sama yang diduga menunjukkan bahwa vaksin Pfizer berbahaya.
Ketika Leo dan Mirko mengekspos kampanye Fazze di Twitter, semua artikel, kecuali cerita Le Monde, menghilang dari web.
Sejak Léo dan Mirko angkat suara, setidaknya 4 influencer lain di Perancis dan Jerman telah ikut mengungkapkan ke publik bahwa mereka juga menolak upaya Fazze untuk merekrut mereka.
