Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Gegara Akidi Tio Satu Indonesia Kena Prank, Mantan Menteri Ungkap Hal Serupa Sering Terjadi

Hamid Awaludin Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia bahwa kasus Akidi Tio, bukan pertama kali terjadi di Indonesia.

Editor: CandraDani
foto istimewa
Heriyanti anak bungsu Akidi Tio dibawa ke Polda Sumsel. Kuat dugaan Heriyanti akan menjadi tersangka kasus hoax uang Rp 2 Triliun. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hamid Awaludin Mantan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam kolom khusus yang disediakan Kompas.com tanggal 1 Agustus 2021 mengungkapkan, bahwa kasus Akidi Tio, bukan pertama kali terjadi di Indonesia.

Hamid Awaludin yang pernah menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Rusia dan Belarusia ini menekankan betapa lemahnya 'akal sehat' para elite kita.

Tak hanya kasus Akidi Tio, kasus-kasus sebelumnya, seperti dugaan harta karun, janji investasi, dan bualan sumbangan menghebohkan, yang semuanya bermuara pada kebohongan, kata Hamid Awaludin secara jelas telah menunjukkan akal sehat pejabat kita dipreteli.

Para elite di negeri ini tak memakai logika berpikir dalam merespon kejadian-kejadian tersebut, tambahnya.

Dilansir dari Kompas.com, Hamid Awaludin menegaskan berita Akidi Tio yang memberikan sumbangan Rp 2 Tiliun itu telah membuat heboh dan meriah.

Riuh dengan tepuk tangan para pejabat negeri. Ahli waris Akidi Tio, seorang pengusaha di Sumatera Selatan, menyumbang Rp 2 triliun.

Banyak yang kagum dan memuja ketulusan itu, sebab di tengah lilitan utang negara dan derita akibat Covid-19, ada warga negara yang memberikan hartanya untuk kemaslahatan orang banyak.

Saya tidak bertepuk tangan. Saya tidak memberi rasa kagum, apalagi pujian. Saya malah kian sangsi mengenai akal waras kita semua.

Saya kian teguh bahwa para pejabat di negeri ini sama sekali belum belajar dari berbagai kejadian masa lalu.

Sejumlah orang telah melecehkan akal sehat dan memarjinalkan tingkat penalaran para pejabat negeri ini.

Hingga uang Rp 2 triliun tersebut benar-benar sudah di tangan, saya tetap menganggap bahwa di negeri ini masih banyak orang yang ingin memopulerkan diri dengan cara melecehkan akal waras para pejabat.

Belum terlampau lama ke belakang, seorang yang mendeklarasikan diri sebagai filantropis dunia telah mendeklarasikan ke publik bahwa ia menyumbang dengan angka-angka yang fantastis di Palu, Sulawesi Tengah, yang baru saja diluluhlantakkan oleh bencana alam, likuifaksi.

Orang yang sama juga telah memaklumatkan bahwa ia akan menyumbang rumah yang telah diterjang badai gempa bumi di Nusa Tenggara Barat.

Sang tokoh, sebelum kejadian di dua provinsi kita itu, juga membiarkan dirinya diliput pers bahwa ia membangun secara sukarela asrama prajurit pasukan elite kita.

Hingga kini, sekian tahun kemudian, semua deklarasi itu adalah hampa belaka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved