Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Baduy, Ini Fakta-fakta Pakaian Adat Suku Baduy yang Wajib Kamu Tahu
Presiden Joko Widodo memakai pakaian adat Baduy, berwarna hitam dan dilengkapi ikat kepala biru.memakai tas ala suku di daerah Banten
TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Joko Widodo memakai pakaian adat Baduy saat menghadiri Sidang tahunan MPR bersama DPR dan DPD RI di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (16/8/2021) pagi.
Pakaian adat itu berwarna hitam dan dilengkapi ikat kepala biru.
Presiden juga tampak memakai tas ala suku di daerah Banten tersebut.
Sementara itu Wakil Presiden Ma'ruf Amin tampak mengenakan pakaian adat Suku Mandar asal Sulawesi Barat.
Pada hari ini Kepala Negara akan menyampaikan pidato sebanyak dua kali.
Pertama, Jokowi akan menyampaikan Pidato Presiden RI dalam rangka Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2021, pukul 08.30 WIB.
Kemudian, Jokowi juga akan menyampaikan Pidato Presiden RI dalam rangka Penyampaikan RUU APBN Tahun Anggaran 2022 disertai Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya.
Pemakaian baju adat suku Baduy oleh Presiden Jokowi juga dikonfirmasi oleh pihak Kantor Staf Presiden (KSP) melalui akun Twitter resmi mereka.
Baca juga: Tak Sembarangan, Inilah Sosok di Balik Pakaian Adat Baduy yang Dikenakan Presiden Jokowi
Baca juga: Presiden Jokowi Langsung yang Minta, Harga Tes PCR Diturunkan dan Hasil Tes PCR Harus Lebih Cepat
"TERNYATAAAAA… Busana yang dipakai Presiden adalah pakaian adat Suku Baduy, yang berada di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten," tulis @KSPgoid.
Masih menurut KSP, Jokowi memilih menggunakan pakaian adat suku Baduy sebagai penghormatan atas nilai adat dan budaya luhur suku Baduy.
"Presiden @jokowi memilih menggunakan pakaian adat suku Baduy sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan pada keluhuran nilai2 adat dan budaya suku Baduy," tulis @KSPgoid lagi.
Tentang Baju Adat Suku Baduy
Dikutip dari situs Budaya Indonesia, IndonesiaKaya.com, Suku Baduy memiliki aturan adat yang kuat termasuk dalam hal pakaian.
Pakaian adat Baduy ini memiliki ciri khas dari sisi warna maupun desainnya.
Hitam dan putih menjadi warna dominan dari pakaian adat suku Baduy.
Baju adat untuk laki-laki bernama jamang sangsang.
Desainnya sederhana.
Baju ini berlengan panjang dengan cara pakai hanya disangsangkan atau hanya dilekatkan pada tubuh.
Pada bagian leher berlubang sampai dada dan tidak menggunakan kerah.
Selain itu, pada baju ini juga tidak menggunakan kancing dan kantong.
Baju adat ini didominasi warna putih dan tidak boleh dijahit menggunakan mesn jahit.
Warna putih pada baju diartikan dengan kehidupan mereka yang suci dan tidak terpengaruh budaya luar.
Warna ini hanya dikhususkan bagi Suku Baduy Dalam.
Sementara masyarakat Baduy Luar mereka menggunakan baju kampret berwarna hitam atau biru tua.
Berbeda dengan Baduy Dalam, baju adat Baduy Luar ini menggunakan kancing dan kantong, menunjukkan baju ini sudah terpengaruh budaya luar.
Pada bagian bawah atau celana, Suku Baduy hanya menggunakan kain biru kehitaman yang dililitkan pada bagian pinggang.
Celana ini diikat dengan selembar kain yang berfungsi sebagai ikat pinggang.
Sedangkan di bagian atas, kain ikat kepala digunakan sebagai penutup.
Ikat kepala ini dibedakan menjadi dua warna, putih dan biru tua.
Warna putih bagi suku Baduy Dalam dan warna biru tua bercorak batik untuk suku Baduy Luar.
Umumnya Suku Baduy baik luar maupun dalam selalu membawa bedog atau golok dalam kesehariannya.
Aksesoris lainnya sebagai tambahan pakaian adat Suku Baduy yaitu tas yang terbuat dari kulit kayu pohon terep.
Tas yang disebut koja atau jarog ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Suku Baduy.
Karena tas ini berfungsi sebagai tempat menyimpan perlengkapan yang dibutuhkan suku yang mendiami wilayah Banten ini.
Dari penjelasan di atas, baju adat Suku Baduy Luar itu yang dikenakan oleh Jokowi.
Tidak hanya soal warna dan desainnya, adat suku Baduy juga mengatur soal cara pembuatan baju adat.
Bahan baju adat suku Baduy didapatkan langsung dari alam.
Hal ini didukung oleh pegunungan yang kaya hasil alam dan telah menjadi tempat tinggal Suku Baduy sejak bertahun-tahun lamanya.
Prosesnya dimulai dengan menanam biji kapas sampai nantinya panen.
Selanjutnya, kapas hasil panen sendiri itu kemudian dipintal menjadi benang dan ditenun oleh kaum perempuan suku Baduy.
Bahan inilah yang nantinya akan dibuat menjadi baju adat dan dipakai sehari-hari untuk beraktivitas.
( Tribunpekanbaru.com '/Tribunnews )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/presiden-jokowi-mengenakan-baju-adat-suku-baduy.jpg)