Ribuan Orang Dievakuasi dari Afghanistan, Diplomat dan Sipil Membaur dalam Proses Evakuasi
Ribuan orang dievakuasi dari Afghanistan pasca Taliban mengambil alih kekuasaan.
Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Ribuan orang dievakuasi dari Afghanistan pasca Taliban mengambil alih kekuasaan.
Ribuan orang yang dievakuasi tersebut merupakan diplomat dan warga sipil lainnya.
Seorang pejabat keamanan Barat kepada Reuters mengatakan jika total sudah lebih dari 2.200 orang yang dievakuasi dari Afghanistan.
Taliban mengatakan mereka menginginkan perdamaian, tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.
Tetapi ribuan warga Afghanistan, banyak di antaranya membantu pasukan asing pimpinan AS selama dua dekade, sangat ingin pergi dari negara itu.
"Kami melanjutkan dengan momentum yang sangat cepat, logistik tidak menunjukkan gangguan sampai sekarang dan kami telah dapat memindahkan lebih dari 2.200 staf diplomatik, staf keamanan asing dan warga Afghanistan yang bekerja untuk kedutaan," kata pejabat keamanan Barat.
Tidak jelas kapan penerbangan sipil akan dilanjutkan, katanya.
Pejabat itu tidak memberikan rincian tentang berapa banyak warga Afghanistan di antara lebih dari 2.200 orang yang akan pergi, juga tidak jelas apakah penghitungan itu termasuk lebih dari 600 pria, wanita, dan anak-anak Afghanistan yang terbang pada hari Minggu, berdesakan di 17 pesawat kargo militer AS.
Dilansir dari channelnewsasia, Taliban berjuang sejak penggulingan 2001 untuk mengusir pasukan asing, merebut Kabul pada Minggu setelah serangan kilat.
Serangan ini dilakukan ketika pasukan Barat pimpinan AS mundur di bawah kesepakatan yang mencakup janji Taliban untuk tidak menyerang mereka saat mereka pergi.
Pasukan AS yang menjalankan bandara harus menghentikan penerbangan pada hari Senin setelah ribuan orang Afghanistan yang ketakutan membanjiri fasilitas itu untuk mencari penerbangan keluar.
Penerbangan dilanjutkan pada Selasa karena situasi terkendali.
Inggris mengatakan telah berhasil membawa sekitar 1.000 orang per hari sementara Jerman menerbangkan 130 orang keluar.
Prancis mengatakan telah memindahkan 25 warganya dan 184 warga Afghanistan dan Australia mengatakan 26 orang telah tiba dalam penerbangan pertamanya kembali dari Kabul.
Sebagai kekuatan konsolidasi Taliban, salah satu pemimpin dan pendiri mereka, Mullah Abdul Ghani Baradar, kembali ke Afghanistan untuk pertama kalinya dalam lebih dari 10 tahun.
