Terkuak Fakta Baru Soal Lurah yang Berdarah-darah dan Minta Tolong ke Jokowi, Korban Berbohong?

Lurah Asuhan, Walmaria Zalukhu ini meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda Julianto Situmorang.

Editor: Muhammad Ridho
HO
Lurah Asuhan, Walmaria Zalukhu yang mengaku dianiaya anggota Babinsa Serda Julianto Situmorang hingga berdarah-darah 

Padahal keduanya bertetangga dan selama ini baik-baik saja. 

"Gara-gara apa masalahnya, kami enggak tahu. Selama ini bagus-bagus saja hubungannya," kata Tumpal.

Hanya saja, lanjut Tumpal, antara Walmaria Zalukhu dengan Serda JS sama-sama membuka warung kelontong.

Apakah persoalan saingan bisnis warung kelontong jadi penyebabnya, Tumpal tidak bisa memastikannya.

Dia tidak berani menduga-duga soal motif percekcokan ini.  

"Sama sama berdagang sayur mereka ini. Suami Bu Lurah berdagang (keliling). Kita enggak tahu, kata warga enggak ada masalah mereka di situ," kata lelaki yang menjabat sebagai Kepala Lingkungan di Kelurahan Asuhan ini.

Menurut Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung, Walmaria Zalukhu saat ini masih dimintai keterangannya di Denpom I/Siantar. 

"Untuk informasi awal yang saya terima dari Kapolsek, mereka memang mengadakan operasi yustisi malam tadi, tapi lokasinya di Tomuan, bukan di Kelurahan Asuhan. Jadi masih dibutuhkan keterangan yang bersangkutan," kata Sondang, Senin (23/8/2021)

Sondang juga menyinggung soal kedai kelontong yang disebutkan Walmaria Zalukhu dalam Facebook-nya. 

"Kelontong itu kan jualan sembako, bukan sektor usaha yang ditertibkan dalam PPKM. Makanya kita masih butuh keterangan lanjutan. Informasi selanjutnya akan kita sampaikan," kata Sondang.

Dalam laman Facebooknya, Walmaria Zalukhu sampai-sampai meminta tolong pada Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jendral TNI Andika Perkasa.

Dia juga meminta perhatian dari Pangdam I/Bukit Barisan dan Gubernur Sumatera Utara. 

Bahkan, Walmaria Zalukhu meminta perlindungan pada Presiden RI Joko Widodo, setelah bibirnya pecah dipukul Serda JS.

Kendati mengaku dianiaya karena melakukan penertiban, namun duduk perkara ini masih samar-samar.

Sebab, sebagaimana penuturan Kapenrem 022/Pantai Timur Mayor Sondang Tanjung, operasi yustisi tidak dilakukan di wilayah Kelurahan Asuhan, melainkan di wilayah lain. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved