Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Amsyong,Tergiur Arisan Online Fiktif di Jateng, Pelaku Kabur Bawa Uang Miliaran, Ini Iming-imingnya

Satu orang ada yang rugi puluhan juta akibat tergiur arisan online fiktif di Jawa Tengah. Pelaku yang kini diburu polisi bawa kabur uang miliaran

Editor: Nurul Qomariah
pixabay.com
Ilustrasi. Pelaku arisan online fiktif di Jateng bawa kabur uang miliaran, kini diburu polisi. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Di kondisi pandemi Covid-19 saat ini yang serba susah, orang gampang tergiur dengan iming-iming keuntungan besar, seperti yang ditawarkan arisan online.

Seperti para korban yang terjerat arisan online fiktif di Jawa Tengah.

Tak pelak, publik menyorot kembali kasus arisan online yang mirip dengan investasi bodong.

Ratusan korban sudah terjerat modus penipuan ini dan tak tanggung-tanggung, kerugian menimpa korban capai miliaran rupiah.

Seperti yang dituturkan satu di antara korban arisan online fiktif di Kota Semarang.

Ia meminta identitasnya disembunyikan.

Awal terjerat arisan online fiktif bermula melihat postingan teman-temannya sehingga tertarik mengikutinya.

"Jadi kayak orang posting jualan," ungkapnya, seperti dikutip dari Tribunjateng.com, Selasa (24/8/2021).

Kalau minat ya beli. Ketika itu aku niatnya nabungin uang," lanjutnya.

Ia menyebut, modus arisan online fiktif awalnya berupa investasi.

Setiap dua minggu dapat untung sekira Rp300 ribu.

Dari investasi tersebut, ternyata ada program arisan online sehingga ia ditawari untuk ikut arisan online namun menolak.

Awalnya, ia hanya tertarik dengan skema investasi tersebut.

Ternyata terduga pelaku ini juga bermain di arisan online.

"Awalnya ngira kalau investasi dan arisan online sendiri-sendiri. Selepas pelaku kabur ternyata kalau investasi dan arisan online itu saling berkaitan," jelasnya.

Ia menegaskan, semisal tahu bahwa itu artisan online tak akan ikut sedari awal.

"Jadi pas ikut awalnya aman. Lama-lama keinginan dapat untung banyak semakin besar.Pas dibanyakin uangnya malah hilang," terangnya.

Akibat arisan online fiktif itu, ia mengaku menderita kerugian tak terlalu besar yakni di bawah Rp10 juta.

Namun puluhan teman lainnya lebih rugi karena kerugian mereka rata-rata di atas Rp20 juta.

Iming-iming Untung Besar

Korban arisan fiktif menuturkan, sudah mengikuti sejak Desember 2020.

Arisan itu mulai bermasalah di Agustus 2021.

Terkait ciri-ciri arisan online fiktif, ia mengatakan di antaranya member dapat untung besar secara instan.

"Uang ratusan ribu bisa cair dalam hitungan hari. Siapa yang ga tergiur apalagi di masa pandemi kayak gini," jelasnya.

Setelah tertipu, ia berpesan kepada masyarakat jangan mudah percaya dapat uang secara instan terutama di tengah pandemi seperti saat ini.

"Lebih aman nabung sendiri aja. Itu aman, dari pada percayakan masalah uang sama orang lain," terangnya.

Pelaku Diburu Polisi

Pelaku pengelola arisan online fiktif yang sudah merugikan korban miliaran Rupiah itu diburu pihak kepolisian.

Ternyata kasus arisan online fiktif marak di daerah Jawa Tengah.

Polda Jateng meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati.

Apalagi kasus investasi atau arisan online fiktif sudah terjadi di berbagai daerah mulai Kota Semarang, Salatiga, Blora, Jepara dan Sragen.

"Iya para korban yang merasa dirugikan sudah melaporkan ke masing-masing Polres," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol M Iqbal Al-qudusy.

Berdasarkan penuturannya, laporan kasus dari masyarakat yang menjadi korban arisan online tersebut sudah ditindak lanjuti oleh kepolisian.

"Kami melakukan penyelidikan dan memeriksa saksi-saksi," paparnya.

Pihaknya menegaskan, akan terus mengejar pihak-pihak yang terlibat dalam arisan fiktif tersebut.

"Ya pelaku masih dalam pengejaran," tuturnya.

Selain itu, ia mengimbau, masyarakat agar mengetahui identitas perusahaan dan pemilik sebelum mengikuti investasi atau arisan online.

Berikutnya, tidak mudah tergiur dengan keuntungan yang ditawarkan investasi atau arisan online.

Apalagi banyak oknum yang memanfaatkan kelengahan masyarakat di tengah pandemi.

"Cek, periksa dan gali sedalam mungkin informasi instansi atau lembaga mereka," pesannya.

Psikolog Sebut Seperti Judi

Psikolog Kota Semarang, Probowatie Tjondronegoro menjelaskan, mudahnya korban terjerat arisan online lantaran tergantung situasi lingkungan yang mempengaruhi.

Apalagi di masa pandemi, setiap orang seringkali lebih banyak menggunakan gadget dari pada bersosialisasi.

"Arisan online itu tidak instan, mulai dari sedikit-sedikit dan terus bertambah banyak hingga terjebak," ulasnya seperti dikutip dari Tribunjateng.com.

Ia menyebut, arisan online itu seperti judi.

Lantaran memaksa member untuk terus ikut dan gampang tergiur oleh pelaku.

"Korban gampang tertipu karena situasi mereka secara psikologi merasa ingin mencoba atau rasa keingintahuan yang tinggi sampai tak terkendali, " ucapnya.

"Jarang korban merasa tertipu dan berhenti di tengah jalan. Sadar-sadar sudah merasa tertipu," lanjutnya.

Ia menyebut, korban juga tak melihat latar belakang bahkan rata-rata mereka yang terjerat skema arisan online fiktif adalah orang terpelajar dan dari kelas ekonomi menengah.

Ia meragukan korban terjerat penipuan arisan online lantaran kurang referensi.

"Kejahatan ini kan sudah berulang kali banyak diberitakan. Bukan kurangnya referensi tapi rasa ingin mencoba para korban hingga terjerat," bebernya.

Ia berpesan, kepada para korban untuk lebih mengendalikan diri.

"Teliti sebelum membeli apalagi di masa pandemi," katanya.

Ia melanjutkan, dampak dari terjerat kasus tersebut bisa berdampak tak hanya uang.

Melainkan dampak emosional bahkan kekerabatan jika uang tersebut hasil meminjam.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cerita Korban Penipuan Arisan Online Semarang, Tergiur Untung Ratusan Ribu per Hari

( Tribunpekanbaru.com )

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved