MUAK Lihat Korupsi di Negaranya, Pria Ini Berhenti jadi Menteri, Ia Memilih jadi Kurir
Gara-gara Muak melihat korupsi di negaranya, pria ini mundur dari jbatan menteri. Ia pilih bekerja sebagai kurir pengantar makanan
"Demi keuntungan pribadi"
Dilansir AFP Senin (30/8/2021), perjalanan Sadaat ke "Negeri Bir" jauh lebih mengerikan. Dia merupakan menteri komunikasi dari 2016 sampai 2018.
Baca juga: Bukan Salah AS, Parahnya Korupsi di Afganistan yang Sebabkan Militernya tak Berkutik Hadapi Taliban
Tetapi pria berusia 50 tahun tersebut memutuskan mengundurkan diri karena muak dengan korupsi yang dia lihat di pemerintahan.
Sadaat mengungkapkan ketika mengemban jabatannya, terdapat perbedaan antara lingkaran dalam presiden dengan dirinya.
Dia mengatakan membutuhkan dana yang disiapkan negara untuk digunakan bagi kepentingan publik. Namun tidak dengan pejabat lainnya.
"Mereka menginginkan keuntungan pribadi. Saya tak bisa memenuhi keinginan mereka, jadi mereka mencoba menyingkirkan saya," kata dia.
Setelah mengundurkan diri, dia sempat mengambil pekerjaan sebagai konsultan telekomunikasi. Namun pada 2020, situasi keamanan di sana memburuk.
Pemilik paspor Inggris dan Afghanistan, dia mencari suaka di Jerman pada akhir 2020 sebelum Brexit resmi diterapkan.
Dia menuturkan sebenarnya dia bisa saja mendapatkan perlindungan di Inggris. Namun, dia melihat ada peluang di "Negeri Bir".
Namun tidak menguasai bahasa setempat, Sadaat yang awalnya datang sendiri mengaku kesulitan mencari pekerjaan.
Sempat tertunda sejak wabah Covid-19 menghantam, Sadaat mengatakan dia mengambil kelas bahasa Jerman selama empat jam setiap harinya.
Baca juga: Sosok Misterius yang Disebut Pimpinan Tertinggi Taliban, Sudah di Afganistan tapi tak Mau ke Luar
Tidak hanya itu. Dia juga mengambil pekerjaan sebagai pengantar makanan untuk perusahaan pengantaran Lieferando.
Per jam, dia mengantongi bayaran 15 euro (Rp 254.090). Cukup untuk pengeluaran bulanan, termasuk biaya sewa apartemen.
Sadaat berujar, dia tidak menyesal datang ke Jerman. Dia mengatakan sempat kesulitan, tapi kini dia sudah terbiasa.
Bahkan setiap bulannya, dia bisa melahap jarak hingga 1.200 km. "Saya melakukannya hingga mendapat pekerjaan lain," tuturnya.
