Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MUAK Lihat Korupsi di Negaranya, Pria Ini Berhenti jadi Menteri, Ia Memilih jadi Kurir

Gara-gara Muak melihat korupsi di negaranya, pria ini mundur dari jbatan menteri. Ia pilih bekerja sebagai kurir pengantar makanan

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh wal_172619 dari Pixabay
Mantan Menteri jadi kurir pengantar makanan 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Dulu seorang menteri, kini bekerja sebagai pengantar makanan. Siapa sangka pria ini malah tidak malu sama sekali.

Ia bahkan menikmati pekerjaan. menurutnya, jika memang datang waktunya ada penggilan, ia siap mengantarkan pesanan.

Padahal ia adalah sosok menteri sebelumnya. Namun, ia mengambil keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya itu.

Sebagai pejabat tentu ia memiliki gengsi yang tinggi. Apalagi untuk sekelas menteri.

Baca juga: Putus Asa dan Tak Percaya Janji Taliban, Wanita Afganistan Pilih Mengungsi

Tetapi, tidak dengan pria ini. Ia malah menikmati pekerjaannya yang baru.

Tidak ada rasa malu. Yang penting ia mendapatkan bayaran yang bisa untuk mencukup kebutuhan bulanan termasuk kontrak tempat tinggalnya.

Siapakah menteri tersebut dan apa pekerjannya.

Dia pernah menjadi seorang menteri di Afghanistan. Namun dia berhenti, muak dengan korupsi yang dilihatnya.

Setelah memutuskan pindah ke Jerman, Sayed Sadaat mencari nafkah dengan menjadi seorang pengantar makanan.

Sadaat bekerja selama enam jam di hari kerja, dan mulai mengantarkan makanan mulai siang hingga pukul 22.00 di akhir pekan.

"Bersenjatakan" jaket oranye, sepeda kayuh, dan tas besar, dia mengantarkan baik makanan maupun barang kebutuhan lain.

"Tidak perlu malu melakukannya. Kerja ya kerja. Jika terdapat pekerjaan, maka ada permintaan. Seseorang harus melakukannya," kata Sadaat seperti dikutip dari Kompas.com.

Sayed Sadaat merupakan satu dari ribuan orang Afghanistan yang menemukan hidup mereka di Jerman dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak 2015, ketika Eropa dibanjiri pengungsi dari Irak dan Suriah, 210.000 orang Afghanistan mencari suaka di "Negeri Bir".

Kini dengan kembalinya Taliban ke kekuasaan, Jerman mengevakuasi 4.000 Afghanistan, termasuk yang sudah membantu mereka.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved