Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Update Bocah Korban Pesugihan, Tenyata Puluhan Kepala Keluarga Terlibat Aliran Sesat

Kabar bocah yang dikorbankan oleh orang tuanya yang diduga melakukan pesugihan, kini masih mendapat perawatan intensif.

Editor: Ilham Yafiz
TRIBUN-TIMUR.COM / SAYYID
Bocah perempuan AP (6) nyaris jadi tumbal pesugihan oleh orangtua kandungnya. Kini AP menjalani perawatan medis di RSUD Syekh Yusuf Gowa, Minggu (5/9/2021) sore 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kabar bocah yang dikorbankan oleh orang tuanya yang diduga melakukan pesugihan, kini masih mendapat perawatan intensif.

Tak hanya keluarga mata bocah dicungkil ayah dan ibu terlibat pesugihan atau aliran sesat, setidaknya ada 30 kepala keluarga diduga terlibat dalam aliran sesat ini.

Sebelumnya, seorang ibu tega mencongkel mata kanan anaknya karena diduga sedang melakukan pesugihan di Gowa.

Akibat pesugihan itu membuat mata bocah dicungkil pun harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit dan hari ini bocah AP (6) menjalani operasi di rumah sakit.

Kapolres Gowa, AKBP Tri Goffaruddin berencana akan berkoordinasi dan melibatkan pihak depertemen agama dan tokoh masyarakat terkait dugaan pesugihan tersebut.

Kasat Reskrim Polres Gowa AKP Boby Rachman mengatakan, dugaan pesugihan atau ritual kata dia, masih sementara penyelidikan.

Dari informasi, menurut AKP Boby Rachman, dugaan pesugihan ini memiliki perkumpulan yang jumlahnya mencapai 40 orang.

"Masih kita dalami, mereka ada perkumpulannya ada 40 orang, ini masih didalami dan melibatkan Polsek, kementerian agama dan tokoh masyarakat di sana dan akan dilakukan penyuluhan kepada masyarakat dan jangan sampai ada seperti ini," jelasnya.

Sebelumnya, AP, seorang anak perempuan berusia 6 tahun di Gowa, Sulawesi Selatan, mengalami kekerasan fisik.

Kedua orang tuanya berinisial TAU (47) dan HAS (43), dibantu pamannya US (44), serta kakeknya BAR (70), berusaha mencungkil mata AP dengan tangan.

Mereka tega mencongkel mata korban lantaran diduga mempelajari ilmu hitam pesugihan untuk menjadikan korban sebagai tumbal.

Aksi penganiayaan terhadap AP pertama kali dilakukan oleh ibunya, HAS.

Ia mencongkel mata sebelah kanan korban dengan menggunakan jari tangannya.

"Aksi itu dibantu oleh bapaknya, TAU, paman korban, US dan kakeknya BAR dengan memegang kepala dan badan korban, sehingga mengakibatkan mata sebelah kanan korban mengalami luka dan mengeluarkan darah," kata Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan, Minggu (5/9/2021).

Bayu yang merupakan paman korban mengatakan, kejadian nahas yang menimpa AP itu berawal ketika TAU (47) dan HAS hilang kesadaran karena diduga tengah menjalani ritual ilmu hitam.

"Mungkin orangtua anak ini di luar kesadaran non medis. Jadi orangtuanya seperti memiliki ilmu hitam apa begitu," kata Bayu, Sabtu (4/9/2021).

Ritual ilmu hitam itu pun harus memakan korban.

Sang anak yang menjadi tumbal alias korban. Bukan hanya AP, tapi kakaknya juga ternyata ikut ditumbalkan. Sang kakak dicekoki air garam 2 liter hingga meregang nyawa.

"Informasinya satu korban yakni kakaknya ini meninggal karena dicekoki air garam 2 liter," jelas Bayu.

Akibat perbuatan orang tuanya itu, AP kini harus menjalani perawatan medis di RSUD Syekh Yusuf Gowa.

"Yang ini pas kami dari kuburan orang tuanya kan masih belum sadar katanya dia lihat sesuatu di mata anaknya, mereka berusaha mengambil. Mereka berempat (terduga pelaku) menganiaya korban," beber Bayu.

Dari pantauan TribunGowa.com, AP tampak dijaga oleh sang paman selama di rumah sakit.

Ia dijaga bergantian oleh keluarganya yang lain, baik itu dari keluarga kakeknya maupun neneknya.

Perban yang melekat pada mata kanan AP terlihat juga telah dilepas namun, air mata AP masih bercucuran menahan sakit yang ia alami.

Beberapa anggotanya yang lain sesekali mencoba menghibur AP.

Bayu mengatakan, keponakanya itu masih susah untuk tertidur akibat mata korban yang masih sakit.

AP rencananya akan menjalani operasi pada Senin (6/9) ini. "Iya susah tidur. Informasinya besok dioperasi," ujarnya.

Sementara itu Kapolres Gowa, AKBP Tri Goffaruddin Pulungan mengatakan, pihaknya terus menyelidiki kasus KDRT ini.

Termasuk dugaan pesugihan dan praktik ilmu hitam yang dilakukan para pelaku sehingga menganiaya korban yang tak lain anak mereka sendiri.

Sejauh ini, proses penyelidikan telah memeriksa empat orang saksi. Para saksi merupakan orang yang berada di lokasi kejadian.

( Tribunpekanbaru.com )

SUMBER: https://www.tribunnews.com/regional/2021/09/06/kasus-mata-bocah-dicungkil-di-gowa-polisi-juga-dalami-40-orang-yang-diduga-terlibat-aliran-sesat?page=all.

Editor: Eko Sutriyanto

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved