Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Di Guinea, Tentaranya Berpihak Ke Rakyat, Bukan Ke Penguasa Apalagi Tunduk Ke Partai Politik

Doumbouya mengatakan mereka telah menangkap Conde dan menangguhkan konstitusi, pemerintah dan semua lembaga lainnya.

AFP via capture Aljazeera
Tentara Guinea 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Penyebab kudeta militer Guinea yang dilakukan oleh tentara nasional negara itu akhirnya terungkap. 

Tentara terpaksa menggulingkan Alpha Conde dari kursi presiden Guinea lantaran militer menemukan adanya kecurangan dalam Pemilu.

Militer Guinea pun mengklaim telah membubarkan konstitusi dalam upaya menyelamatkan negara.

"Kami tidak akan lagi mempercayakan politik kepada seorang pria. Kami akan mempercayakannya kepada rakyat. Kami datang hanya untuk itu; itu adalah tugas seorang tentara, untuk menyelamatkan negara," kata perwira militer Guinea Mamady Doumbouya dalam video yang beredar.

Seorang penasihat Presiden Alpha Conde mengatakan kepada CNN bahwa Conde ditahan dan dikudeta oleh militer.

Keberadaan Alpha Conde (83) masih belum diketahui pasca dikudeta militer.

Namun, militer menegaskan Conde dalam keadaan sehat.

Doumbouya mengatakan mereka telah menangkap Conde dan menangguhkan konstitusi, pemerintah dan semua lembaga lainnya.

Dia juga mengumumkan penutupan perbatasan darat dan udara.

Video tersebut telah banyak beredar dan diberitakan oleh media lokal.

Dalam pembaruan selanjutnya yang disiarkan di TV pemerintah, perwira militer mengumumkan jam malam nasional dan mengatakan Conde tidak terluka.

"Kami ingin meyakinkan masyarakat nasional dan internasional, integritas fisik dan moral Alpha Conde tidak terancam," kata seorang perwira militer, menurut terjemahan yang diterbitkan oleh Reuters.

"Kami mengambil semua tindakan yang diperlukan agar dia memiliki akses ke perawatan medis dan berhubungan dengan dokternya."

Tidak ada bukti jelas yang diberikan tentang kondisi Conde dan CNN belum dapat memverifikasi klaim perwira militer itu.

Para petugas melanjutkan dengan mengatakan bahwa jam malam nasional telah diumumkan di Guinea.

"Jam malam diterapkan mulai jam 8 malam, secara nasional, dan ini sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata seorang petugas, membacakan dari sebuah pernyataan.

Para pejabat itu juga mengundang para menteri dan mantan kepala lembaga untuk rapat pada Senin pukul 11 ​​pagi.

"Setiap kegagalan untuk hadir akan dianggap sebagai pemberontakan terhadap CNRD," kata mereka, merujuk pada nama kelompok itu, yang dalam bahasa Prancis berarti Komite Reli dan Pembangunan Nasional.

Presiden Alpha Conde menjadi presiden tiga periode di Guinea dalam Pemilu yang digelar pada Oktober 2020.

Ia berhasil menjabat sebagai presiden tiga periode setelah mengubah konstitusi pada Maret 2020 dan curang dalam Pemilu. 

Sebelumnya, perubahan konstitusi tersebut telah mendapat protes rakyat Guinea.

AS kecam kudeta militer

Departemen Luar Negeri AS memperingatkan bahwa kudeta yang tampak dapat mempersulit mitra internasional Guinea untuk mendukungnya.

"Kekerasan dan tindakan ekstra-konstitusional apa pun hanya akan mengikis prospek Guinea untuk perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan, Minggu.

"Tindakan ini dapat membatasi kemampuan Amerika Serikat dan mitra internasional Guinea lainnya untuk mendukung negara itu saat menavigasi jalan menuju persatuan nasional dan masa depan yang lebih cerah bagi rakyat Guinea."

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan Minggu, Uni Afrika (AU) mengutuk apa yang disebutnya "perampasan kekuasaan."

Ketua AU H.E. Felix Tshisekedi dan ketua Komisi AU, H.E. Moussa Faki Mahamat, meminta "pembebasan segera Presiden Alpha Conde,"

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga menyerukan pembebasan Conde, ketika laporan tentang kudeta itu terungkap.

"Saya secara pribadi mengikuti situasi di Guinea dengan sangat cermat. Saya sangat mengutuk setiap pengambilalihan pemerintah dengan kekuatan senjata dan menyerukan pembebasan segera Presiden Alpha Conde," kata Guterres.(Tribunpekanbaru.com).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved