Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seruan Perang Menggema dari Lembah Panjshir, Ahmad Massoud Bantah Klaim Kemenangan Taliban

Seruan perang menggema dari Lembah Panjshir, usai Taliban mengklaim kemenangan mereka atas pasukan anti Taliban.

Penulis: Ilham Yafiz | Editor: Ilham Yafiz
Ahmad SAHEL ARMAN / AFP
Gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontakan anti-Taliban mengambil bagian dalam pelatihan militer di daerah Malimah di distrik Dara di provinsi Panjshir pada 2 September 2021 saat lembah itu tetap menjadi tempat persembunyian besar terakhir pasukan anti-Taliban. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seruan perang menggema dari Lembah Panjshir, usai Taliban mengklaim kemenangan mereka atas pasukan anti Taliban.

Seruan perang itu disampaikan langsung oleh Ahmad Massoud, pemimpin Front Perlawanan Nasional Afghanistan.

Dalam sebuah audio yang dirilis Senin menyebutkan jika kelompoknya akan melanjutkan pertempuran meskipun Taliban mengklaim bahwa mereka telah menguasai provinsi Panjshir.

"Di mana pun Anda berada, di dalam atau di luar, saya meminta Anda untuk memulai pemberontakan nasional demi martabat, kebebasan, dan kemakmuran negara kita," imbaunya.

Dia mengatakan pasukannya termasuk anggota tentara Afghanistan dan milisi lainnya dalam kondisi aman.

"Kami berada di Panjshir dan Perlawanan kami akan berlanjut," katanya.

Ahmad Massoud, putra mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud
Ahmad Massoud, putra mendiang komandan Afghanistan Ahmad Shah Massoud (JOEL SAGET / AFP)

Taliban mengeluarkan pernyataan mengklaim bahwa mereka telah menguasai provinsi Panjshir, yang terletak di utara Kabul yang berfungsi sebagai tempat pementasan pasukan perlawanan terakhir negara itu.

Al Jazeera melaporkan bahwa ada kekhawatiran tentang 130.000 orang yang diyakini terperangkap di sana.

Pasukan Taliban pada dasarnya telah menutup daerah itu dari bagian lain negara itu dan ada kekurangan makanan, kata laporan itu.

"Makanan apa pun yang dimiliki orang-orang di rumah mereka, itulah yang telah mereka makan selama berminggu-minggu sekarang, toko dan pasar semuanya kosong," kata seorang warga sipil Panjshiri.

"Saya memiliki orang sakit di keluarga saya dan saya tidak punya cara untuk membantu mereka," lanjutnya.

Bantah Kekalahan

Geriliawan Afghanistan anti Taliban membantah jika mereka telah dikalahkan di Lembah Panjshir.

Pengumuman Taliban bahwa mereka telah menguasai sepenuhnya Lembah Panjshir, benteng terakhir pasukan perlawanan di Afghanistan, telah ditolak oleh para pesaingnya.

Geriliawan Afghanistan Anti Taliban bersikeras bahwa pertempuran terus berlanjut.

Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengklaim di Twitter bahwa kelompok itu telah menaklukkan kantong perlawanan terakhir yang tersisa di Panjshir, mengalahkan sebagian besar saingannya dan memaksa orang lain untuk melarikan diri.

Namun, klaim itu dengan cepat ditolak oleh Anti Taliban.

Mereka menyebut klaim Taliban itu merupakan sebuah kebohongan dan palsu.

Foto diambil pada 2 September 2021, gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontakan anti-Taliban mengambil bagian dalam pelatihan militer di daerah Malimah di distrik Dara di provinsi Panjshir.
Foto diambil pada 2 September 2021, gerakan perlawanan Afghanistan dan pasukan pemberontakan anti-Taliban mengambil bagian dalam pelatihan militer di daerah Malimah di distrik Dara di provinsi Panjshir. (AHMAD SAHEL ARMAN / AFP)

Front Perlawanan Nasional di Afghanistan (NRF) anti Taliban dipimpin oleh Ahmad Massoud.
Pasukan perlawanan tetap berada di "semua posisi strategis" di seberang lembah dan terus berjuang, kata NRF di Twitter.

Panjshir adalah provinsi terakhir dari 34 provinsi Afghanistan yang tetap berada di luar kendali Taliban setelah kelompok itu merebut kekuasaan di negara itu pada pertengahan Agustus.

Wilayah pegunungan, yang terletak sekitar 144 kilometer (90 mil) utara ibu kota Kabul, penting karena kaya akan sumber daya alam.

NRF, yang mengklaim memiliki ribuan pejuang bersenjata lengkap, telah memerangi Taliban di daerah itu selama dua minggu terakhir.

Tetapi pada hari Minggu, Massoud menawarkan kelompok itu gencatan senjata, mendukung seruan para ulama di Kabul untuk mengakhiri kekerasan.

Dalam sebuah posting di Facebook, dia mengatakan bahwa NRF siap untuk meletakkan senjata jika "Taliban mengakhiri serangan dan operasi militer mereka di Panjshir dan Andarab," Namun usulan itu tidak mendapat tanggapan.

( Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved