Menteri Pariwisata Sandiaga Uno Bakal Berkunjung ke Riau, Kapan? Apa Saja Agendanya?
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Uno dijadwalkan akan berkunjung ke Riau, pada Minggu (12/9/2021). Apa saja agendanya?
Penulis: Syaiful Misgio | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM, PEKANBARU - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekarf) RI, Sandiaga Uno dijadwalkan akan berkunjung ke Riau, pada Minggu (12/9/2021) lusa.
Dalam lawatanya ke Riau, pria kelahiran Rumbai Pekanbaru ini akan melakukan sejumlah rangkaian kegiatan dan kunjungan.
Di antaranya adalah mengunjungi desa wisata yang ada di Kabupaten Kampar. Yakni Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau.
"Iya, kabar terakhir yang kita dapatkan Pak Menteri (Sandiaga Uno) akan berkunjung ke Riau pada hari Minggu,”kata Kepala Dinas Pariwisata Riau, Ronny Rahmad, Jumat (10/9/2021).
“Kalau tidak ada perubahan Minggu pagi sudah sampai di Pekanbaru dan langsung menuju ke Kampar untuk melihat desa wisata di Desa Koto Masjid,"imbuhnya.
Sebagai informasi, Desa Koto Masjid lulus masuk 50 besar dalam lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021.
Desa Koto Masjid merupakan satu-satunya desa di Riau yang berhasil menembus 50 dalam ajang bergengsi tingkat nasional ini.
Kedatangan Menteri Pariwisata ke Desa Koto Masjid selain melakukan peninjauan juga melakukan penilaian secara langsung di desa wisata tersebut.
"Nanti Pak Menteri akan melakukan penilaian secara langsung kondisi Desa Koto Mesjid sudah masuk 50 besar desa wisata nasional," katanya.
Ronny menjelaskan, penilaian dilakukan oleh tim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Selain untuk menetapkan juara 1,2, dan 3 desa wisata nasional juga untuk menetapkan masing-masing desa tersebut masuk dalam kategori desa wisata dengan tema apa.
"Ini sudah penilaian terakhir, makanya desa-desa yang sudah masuk 50 besar desa wisata ini ditinjau langsung oleh Pak Menteri,” sebut Ronny.
“Dari hasil penilaian tersebut nanti baru ditetapkan Desa Koto Mesjid ini masuk kategori desa wisata apa, misalnya desa wisata ceria, desa wisata oleh-oleh, desa wisata budaya, dan lainya,” imbuhnya.
“Jadi semuanya dapat penghargaan, cuma untuk Desa Koto Mrsjid kita belum tahu, masuk kategori apa, itu nanti akan ditetapkan setelah dilakukan penilaian," ulas Ronny.
Ronny menjelaskan, masuknya Desa Koto Mesjid dalam 50 besar desa wisata se-Indonesia ini merupakan kebanggaan bagi Provinsi Riau.
Sebab ada 1.831 desa se Indonesia yang ikut berkompetisi dalam ajang ini.
"Setelah dilakukan seleksi tersisa 300 desa wisata nasional, Dari 300 itu ada delapan desa di Riau yang masuk nominasi desa wisata,"katanya.
Dari 300 desa yang masuk dalam desa wisata nasional tersebut, diseleksi lagi hingga tersisa 100 desa. Dari 100 desa yang lulus tersebut, ada dua desa yang ada di Riau.
Yakni, Desa Koto Mesjid di Kabupaten Kampar dan Desa Bono di Kabupaten Pelalawan.
"Kemudian diseleksi lagi dan diambil 50 besar yang masuk ke final. Alhamdulillah, satu desa di Riau ada yang masuk, yakni Desa Koto Masjid di Kampar," ujar Ronny dengan bangga.
Desa Relokasi
Bagi yang pernah menuju Sumatera Barat melalui Kabupaten Kampar , tentu pernah melihat gerbang biru besar yang terletak di pinggir jalan lintas di Kecamatan XIII Koto Kampar.
Dari arah Kota Pekanbaru , gerbang ini berada di sebelah kanan.
Sebelum tahun 2000, tidak banyak orang yang tahu keberadaan desa ini. Meskipun pintu masuk desa berada di jalan lintas provinsi.
Daerah ini hanyalah sebuah desa relokasi dari Pulau Gadang.
Akibat pembangunan waduk Koto Panjang, mereka harus pindah dari daerah pinggir sungai menuju daerah tinggi yang jauh dari sungai.
“Sebelum memelihara patin, masyarakat telah mencoba berbagai jenis ikan. Terakhir, pilihan dijatuhkan pada ikan patin karena sesuai dengan suhu daerah dan tidak memerlukan air yang harus mengalir," ujar Suhaimi, seorang pengusaha dan penggerak Kampung Patin , beberapa waktu lalu.
Namun, lanjut Suhaimi, pola yang dipakai masih tradisional dan bibit yang bagus sulit didapatkan.
Keinginan memilihara ikan pun awalnya bertolak dari ketakutan masyarakat yang tidak bisa lagi mengkonsumsi ikan dengan mudah.
Pasalnya, sebelum direlokasi, mereka dengan mudah bisa mendapatkan ikan sebagai sumber protein.
Saat ini, produksi Patin tidak saja dijual segar. Warga setempat mulai meningkatkan nilai jual dengan mengolah menjadi ikan asap, ikan asin maupun olahan lainnya seperti nugget patin dan lainnya.
( Tribunpekanbaru.com / Syaiful Misgiono )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/menteri-sandiaga-uno-dalam-acara-kickoff-continuous-run-cofiring-di-pltu-ropa.jpg)