Taliban Atur Pemerintahan Afghanstan Bak Gaya Preman, Wartawan Dan Pengunjuk Rasa Dianiaya
Shaygan mengatakan ketiga pria yang dibawa ke sel tahanan itu dua di antaranya adalah wartawan Reuters dan Anadolu Agency Turki.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
“Mereka dipukuli begitu parah, mereka tidak bisa berjalan. Mereka dipukul dengan senjata, ditendang, dicambuk dengan kabel, ditampar,” kata Shaygan.
Dia mengatakan kekerasan itu sangat brutal sehingga Naqdi dan Daryabi kehilangan kesadaran karena rasa sakit.
Pengunjuk rasa diperlakukan sama
Tapi ternyata bukan hanya jurnalis yang mengalami nasib ini.
Shaygan mengatakan seorang pengunjuk rasa laki-laki dikawal ke dalam sel mereka oleh penjaga Taliban, terlihat jelas seolah-olah dia juga telah mengalami penyiksaaan yang sadis.
“Dia hampir tidak bisa berjalan, salah satu teman satu selnya harus bangun dan membantunya masuk,” kata Shaygan.
Meskipun kelima pria itu dibebaskan setelah beberapa jam ditahan.
Shaygan mengatakan bahwa mereka diberi peringatan keras dari seorang pejabat Taliban sebelum pergi:
“Apa yang dilakukan para pengunjuk rasa ini adalah ilegal dan dengan meliput hal-hal seperti itu, Anda semua melanggar hukum. Kami akan membiarkanmu pergi kali ini, tetapi lain kali kamu tidak akan dilepaskan dengan mudah.” kata Shaygan menirukan ucapan Taliban kepada mereka.
Pada saat itu, protes tidak dilarang tetapi, dalam beberapa jam, Taliban mengeluarkan dekrit yang mengatakan protes apa pun, bersama dengan slogan-slogan mereka, harus disetujui 24 jam sebelumnya oleh Kementerian Kehakiman.
Klaim ilegalitas oleh pejabat itu menurut Shaygan dan rekan-rekannya bertentangan langsung dengan pernyataan yang telah dibuat Taliban tentang kebebasan pers di “Imarah Islam” mereka.
Pada konferensi pers 17 Agustus, juru bicara kelompok itu Zabihullah Mujahid mengatakan media swasta dapat terus bebas dan independen; mereka bisa melanjutkan aktivitasnya. Kenetralan media sangat penting.
Mereka dapat mengkritik pekerjaan kami sehingga kami dapat meningkatkan kinerja.
Mujahid membuat klaim serupa pada pertemuan pribadi wartawan yang bekerja untuk media asing akhir bulan lalu.
Pada saat itu, Mujahid mendorong wartawan untuk transparan dan melaporkan realitas kehidupan di Afghanistan yang dikelola Taliban.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/dua-jurnalis-di-afghanistan-dianiaya-taliban.jpg)