Iqbal Si Pedofil Tersadis Dalam Sejarah, Begini Kisah Predator Yang Memangsa 100 Nyawa Anak-anak
Iqbal mengakui menyodomi dan pembunuhan 100 anak laki-laki di berbagai kota di Pakistan.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Guruh Budi Wibowo
TRIBUNPEKANBARU.COM - Pada 1990-an, Pakistan gempar dengan kasuas pembunuhan 100 anak laki-laki.
Mereka adalah korban dari pemerkosaan seorang pria dewasa bernama Javed Iqbal.
Saking sadisnya perbuatan Iqbal, seorang hakim mengatakan bahwa Iqbal akan dicekik kemudian "dipotong menjadi 100 bagian dan dimasukkan ke dalam asam" di depan orang tua korbannya.
Iqbal mengakui menyodomi dan pembunuhan 100 anak laki-laki di berbagai kota di Pakistan.
Dan hakim di Pakistan berpikir dia pantas berakhir sama mengerikannya dengan korbannya.
"Kamu akan dicekik sampai mati di depan orang tua yang anak-anaknya kamu bunuh, tubuhmu kemudian akan dipotong menjadi 100 bagian dan dimasukkan ke dalam asam, sama seperti kamu membunuh anak-anak." kata hakim.
Dilansir dari Daily Star, sampai hari ini hukuman itu tetap menjadi salah satu hukuman mati paling mengerikan yang pernah dijatuhkan, tetapi itu tidak pernah terjadi.
Pemerintah Pakistan memblokir metode eksekusi atas dasar hak asasi manusia dan Iqbal bunuh diri di penjara saat dia menunggu untuk diadili atas pembunuhan enam bulan yang mencekam.
Iqbal, yang lahir di Lahore pada tahun 1956, menghabiskan puluhan tahun untuk merawat remaja laki-laki yang melarikan diri, yatim piatu dan pengemis.
Ia membujuk mereka untuk memenuhi keinginannya yang bejat dengan janji-janji kekayaan dan memberi mereka perlakuan khusus di rumah mewahnya.
Iqbal menceritakan bagaimana dia memikat anak laki-laki, kebanyakan pengemis berusia enam hingga 16 tahun ke rumahnya.
Di sana, remaja lai-laki itu dilecehkan dan dibunuh hingga jasadnya dihancurkan.
Meskipun kemudian dia menyangkal semua ini, Iqbal telah menyimpan catatan rinci tentang korbannya, termasuk nama, usia, dan foto mereka, dan pakaian anak-anak ditemukan di rumahnya bersama dengan buktinya.
Iqbal mengatakan kepada surat kabar The News di Lahore sesaat sebelum dia ditangkap bahwa dia tidak menyesal.
"Saya tidak menyesal. Saya membunuh 100 anak. Saya ditolak keadilan. Saya bisa membunuh 500; ini bukan masalah. Uang bukan masalah. Tapi janji yang saya ambil adalah 100 anak, dan saya tidak pernah ingin melanggar ini." kata Iqbal.
