Gubsu Edy Rahmayadi Mengamuk, Warganet Malah Geram: Singgung Jalan Sumut yang Banyak Rusak
Ia pun memaparkan kebutuhan komoditas tanaman pokok di Sumut yang telah tercapai (surplus) di Sumut, namun defisit di Siantar.
"Sumut gitu2 jh....ada gubernur dan GK ada pun sama ja kayaknya..... Banyak jalanan hancur lebur..... Giliran tagih pajak Nomor satu.... Koreksi diri jha lah terhadap gubernur lain yg sudah maju dan terbukti kinerjanya,"
Baca juga: Kisi-kisi Tes SKD CPNS 2021, Passing Grade, Syarat, dan Tata Tertib Pelaksanaannya
Baca juga: Marah Pada Tukang Becak yang Sedang Bonceng Ibunya, Pemuda Ajak Teman Keroyok Korban Hingga Amnesia
Sementara itu, adapun kemarahan Edy Rahmayadi di Siantar lantaran dia ingin memaparkan berbagai hal kepada kepala dinas terkait.
Namun kepala dinas terkait malah tidak datang.
"Inilah pemikir-pemikirnya, gubernur-gubernurnya (sebutnya untuk para OPD). Mana Kepala Dinas Pertanian Siantar? Ini mau ku kupas kepalanya. Kepala Dinas Koperasi tak ada juga?," ujar Edy Rahmayadi saat tahu keduanya tak ada di kursi barisan OPD.
Edy pun meminta para kepala dinas jangan menyepelekannya sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Ia mengatakan, jabatan yang diembannya adalah pejabat perwakilan pusat di daerah.
"Pak Ketua DPRD perlu dipersoalkan ini. Saya juga punya wewenang karena perwakilan pusat di daerah. Jangan mentang-mentang gubernur ah saya tak ada apa-apanya," kata Edy.
Selanjutnya, Edy pun meminta para kepala dinas dan badan yang hadir agar memindahkan kursinya ke depan untuk mendengarkan paparan komoditas kebutuhan pokok dan serapan anggaran dengan powerpoint.
Edy menuturkan, setelah tiga tahun menjabat Gubernur Sumatera Utara, beberapa komoditas tanaman kebutuhan pokok mengalami pertumbuhan, terutama bawang merah dari yang 21 persen kini mencapai 64 persen.
"Beras kita surplus, cabai merah surplus, cabai rawit surplus, daging ayam ok, telur ayam oke. Kemudian gula sedang dalam pembuatan pabrik di Langkat. Kemudian bawang putih masih sulit. Setiap tahun masih import dari Singapura, padahal tanahnya tak ada," kata Edy.
Sementara, khusus di Siantar, kebutuhan pokok memiliki rapor merah. Cabai defisit 100 persen, bawang merah defisit 100 persen, bawang merah defisit 100 persen, bawang putih defisit 100 persen dan kentang defisit 100 persen. Hanya Beras yang tercapai 30 persen, dan jagung surplus 100 persen.
Selain itu, Edy meminta lurah agar memanfaatkan teritorialnya untuk kemajuan Kota Siantar, seperti menggalakkan tanaman di polibag, ternak ikan, dan sebagainya.
Edy pun menegaskan tak akan keberatan bila para OPD, Camat, dan Lurah menyimpan rasa tak suka dengan kalimat-kalimat yang disampaikannya selama kunjungan kerja.
"Kalau Siantar ini tak benar, kalian lurah dan camat duluan masuk neraka. Ada yang tak benar dari kita ini," ketus Edy di Rumah Dinas Wali Kota Siantar Hefriansyah, Jalan MH Sitorus, Kelurahan Teladan, Kecamatan Siantar Barat, Kota Siantar.
"Siantar ini kota terbesar nomor dua di Sumut. Jadi sebelum ada kita ini, Siantar udah ada. Sekarang aku besar, tetap juga (Siantar) begini, saya mau tanya apa perkembangan Siantar ini, ada bisa jawab?," kata Edy.
