Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

AS dan Inggris Coba-coba Ganggu China Melalui Australia, Kapal Selam Balistik China Siap Meluncur

Tak ada bosannya, AS dan Inggris coba-coba ganggu China. Kali ini lewat Australia. Jangan salah, Kapal selam Balistik China meluncur

Editor: Budi Rahmat
istimewa
ilustrasi kapal selam 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Bikin perjanjian bertiga dengan Inggris dan Australia untuk pembangunan kapal Selam bertenaga nuklir, Amerika Serikat seolah-olah memancing-mancing China untuk bereaksi.

Namun, jangan coba-coba ganggu China dengan menujukkan kemampuan militer dan kendaraan perang.

China sangat jauh mengungguli Australia yang direncanakan akan dibangunkan kapal selama tenaga nuklir.

Belum lagi Australia punya kapal selama tenaga nuklir, China sudah mempunyia 12 kapal selam tersebut.

Baca juga: Prancis Tuntut Pembayaran Ganti Rugi ke Australia Karena Pembatalan Sepihak Kontrak Kapal Selam

Kapal selama China bahkan sudah mampu menembakkan rudal balistik.

Nah, dengan kenyataan armada perang China yang kuat tersebut, tentu saja akan menjadi resiko bagi AS dan sekutunya untuk terus menggangu China.

Ketegangan antara Australia dan China semakin meningkat pasca-ditandatanganinya pakta pertahanan AUKUS yang melibatkan Canberra, Inggris, dan AS.

Pakta pertahanan AUKUS membuat China marah dan menyebutnya sebagai mentalitas Perang Dingin.

Beijing juga mengecam bahwa perjanjian tersebut justru mengancam perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.

Berdasarkan pakta AUKUS, AS dan Inggris setuju mendukung Australia membangun kapal selam bertenaga nuklir.

Langkah tersebut dilihat Beijing sebagai pemicu perlombaan senjata nuklir di antara kekuatan global.

Di satu sisi, sorotan komunitas internasional juga tertuju pada perbandingan kekuatan angkatan laut antara China dengan Australia.

Baca juga: RI Galau Saat Negara Tetangga Beli Kapal Selam Canggih, Filipina: Itu Hak Mereka

Dosen senior di Canterbury Christ Church University Sarah Lieberman mengatakan, China menganggap AUKUS sebagai kembalinya situasi politik berbasis ideologis era Perang Dingin.

“Dan sepertinya pemerintah China mungkin ada benarnya. AUKUS menyebutkan bahwa jaminan kehadiran AS dan Inggris di wilayah tersebut, dibantu oleh kedekatan Australia, akan mengarah pada keamanan,” tutur Lieberman.

Sementara itu, menurut analis di Eurasia Group, Ali Wyne, perimbangan kekuatan militer akan semakin kompetitif dengan adanya AUKUS, mengingat dinamika geopolitik global saat ini.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved