Kisah Mbah Pasran yang Hidup Sendirian di Area Kuburan, Gusar saat Ceritakan Sosok Ini

Inilah sepenggal kisah Pasran. di suai senja yang harus hidup di area kuburan. Sempat gusar vketika harus ceritakan sosok ini

Editor: Budi Rahmat
(TRIBUN BANYUMAS/RIFQI GOZALI)
Mbah Pasran sedang menyapu areal sekitar Makam Punden Dalem, Desa Puyoh, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Senin (27/9/2021). 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Siang itu, Senin (27/9/2021) matahari tidak terlalu terik. Sosok pria renta terlihat tengah duduk.

Ia melepas penat sesaat usai rutinitasnya menyapu area perkuburan.

Ia hanya sendirian. Terlihat jelas garis-garis menua di dahinya.

Namun tidak tampak ada keputus asaan dari wajahnya.

Di usianya yang sudah senja itu, ia masih harus bertahan hidup. Meski sendiri dan meski harus hidup apa adanya.

Sosok itu adalah Pasran. Pada siang yang damai, ia terlihat santai di teras rumah bambu miliknya pada

Tepat di hadapannya terhampar kuburan (makam) dan di sekeliling rumahnya masih terdapat pohon nan rindang.

Lelaki 79 tahun itu berucap sudah 14 tahun tinggal seorang diri di Makam Punden Dalem, Desa Puyoh, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.

Tempat itu merupakan areal pemakamam umum.

Sementara di sebelahnya terdapat punden keramat Mbah Imam Sudirono.

Pasran tinggal di sebuah rumah yang berada di antara punden keramat dan makam umum.

Rumah yang dia tinggali berdinding anyaman bambu berukuran 3 x 6 meter yang tidak dilengkapi aliran listrik.

Rumah bambu yang dia tempati merupakan hadiah dari seorang warga bernama Haji Rumain.

"Ini dibuatkan sama Haji Rumain Buloh," kata dia kepada Tribunbanyumas.com, Senin (27/9/2021).

Di rumah yang sangat sederhana itu terbagi menjadi dua bagian.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved