Kisah Mbah Pasran yang Hidup Sendirian di Area Kuburan, Gusar saat Ceritakan Sosok Ini
Inilah sepenggal kisah Pasran. di suai senja yang harus hidup di area kuburan. Sempat gusar vketika harus ceritakan sosok ini
Bagian belakang terdapat dipan kayu lengkap dengan kasur lantai sebagai tempat Pasran tidur.
Pemisahnya dengan ruang depan hanya berupa tripleks.
Di ruang depan terdapat meja.
Di atasnya terdapat perkakas makan yang tidak begitu tertata rapi.
Di samping meja terdapat tungku dari susunan batu bata.
Sehari-hari, Pasran menghabiskan waktu dengan bersih-bersih kuburan.
Selain itu, kakek kelahiran 1 Juni 1942 itu beternak ayam dan mencari kayu bakar sebagai mata pencaharian.
Selain itu, sesekali dia juga mendapat uang dari pemberian peziarah yang datang ke punden.
"Kayu bakar saya jual untuk nempur (beli beras)."
"Satu kubik kayu biasanya Rp 100 ribu," kata dia, seperti dikutip dari Tribun Banyumas.
Tinggal seorang diri di kuburan bagi Pasran bukan merupakan hal yang perlu dikhawatirkan.
Bahkan, ketika dia meninggal tanpa diketahui sanak famili, adalah hal yang tidak perlu ditakuti.
"Kalau pun saya meninggal di sini, itu yang saya harapkan," katanya.
Sedianya dia masih punya keluarga yang kini tinggal di Dukuh Bener, Desa Piji, Kecamatan Dawe.
Alasan dia tinggal sendiri karena merasa sudah tidak lagi dianggap oleh keluarganya dan disuruh pindah.