Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

MENGUAK Fakta-fakta Pasukan Cakrabirawa saat Peristiwa G30S/PKI

Sejumlah mantan Pasukan Cakrabirawa yang tersebar di Thailand usianya sudad lanjut dan telah meninggal.

Tangkap Layar Youtube
Pasukan Cakrabirawa 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Sejarah G30 S PKI merupakan kisah terkelam dalam perjalanan Indonesia.

Salah satu elemen penting pada peristiwa itu ialah nama pasukan Cakrabirawa.

Pasukan yang kini lebih dikenal dengan Pasukan Pengamanan Presien (Paspampres).

Cakrabirawa  ini merupakan Paspampresnya Presiden Soekarno saat itu.

Namun dalam perjalanannya, Cakrabirawa malah disebut berada dibelakang penculikan tujuh Jenderal yang dikenal  dengan pemberontakan G30S/PKI

Nah, seperti apa pasukan Cakrabirawa itu.

Baca juga: INILAH Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dengan Hari Lahir Pancasila

Baca juga: SOSOK Mbah Suro, Dukun Sakti PKI Kebal Peluru: Diburu Kopassus

Berikut fakta-faktanya

Seperti diketahui, nama baik Pasukan Cakrabirawa tercoreng atas aksi beberapa anggotanya yang terpengaruh PKI hingga turut andil dalam pemberontakan G30S/PKI.

Berbagai sumber sejarah menuliskan, sejumlah prajurit cakrabirawa saat itu menjadi eksekutor pembunuhan tujuh jenderal TNI.

Berikut rangkuman fakta tentang Pasukan Cakrabirawa, dilansir dari buku 'Maulwi Saelan, Penjaga Terakhir Soekarno' karangan Asvi Arwan Adam dkk, Penerbit Kompas Gramedia (2014).

Awal terbentuk

Sebelum Proklamasi Kemerdekaan RI dikumandangkan, sudah dibentuk sebuah Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsu Tai) yang bertugas untuk mengawal presiden.

Di wilayah Jakarta, Polisi Istimewa tersebut dijuluki “Polisi Macan” di bawah pimpinan Gatot Suwiryo.

Polisi Macan inilah yang menjadi cikal bakal pasukan Cakrabirawa.

Pada tahun 1945, Gatot memindahkan anggota Polisi Macan ke Pasukan Pengawal Pribadi Presiden (Tokomu Kosaku Tai) di bawah pimpinan Mangil Martowidjojo

Baca juga: Cara Menghitung Weton Sebelum Menikah: CEK Kecocokan Jodoh berdasarkan Weton Jawa

Baca juga: Utang Pemerintah Jokowi Naik Lagi, Sri Mulyani: Jangan Dimusuhi, Pengamat: Sudah Lampu Merah

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved