SOSOK Mbah Suro, Dukun Sakti PKI Kebal Peluru: Diburu Kopassus
pasukan Kopassus menyerbu dalam misi penumpasan PKI era kepemimpinan militer Soeharto, dipertemukan dengan sosok Mbah Suro.
Di tengah operasi penumpasan PKI besar-besaran, Kopassus sempat menghadapi simpatisan PKI yang dikenal kebal senjata, yakni Mbah Suro.
Baca juga: UPDATE Hasil Sudirman Cup 2021 Hari Ini: Indonesia Libas Denmark
Baca juga: Arti Squirt: Perbedaan Arti Kata Squirt dengan Squid
Tapi itu tak menghalangi Kopassus untuk menggunakan cara kekerasan.
Kisah Mbah Suro dilumpuhkan Kopassus atau RPKAD ini dikutip dari buku "Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" karya Hendro Subroto
Berkobarnya tragedi G30S PKI yang menculik para jenderal pada 30 September 1965, memang berbuntut panjang.
Satu di antaranya perburuan terhadap mereka yang dianggap sebagai anggota maupun simpatisan PKI.
Perburuan, dan penangkapan itu dilakukan di sejumlah daerah di Indonesia yang diduga sebagai basis PKI.
Pada 1967, perburuan terhadap simpatisan dan anggota PKI dilakukan di kawasan yang terletak antara Cepu dan Ngawi.
Peristiwa itu tepatnya, di Desa Ninggil.
Kehidupan sosok Mbah Suro
Nama asli Mbah Suro adalah Mulyono Surodihadjo.
Mbah Suro merupakan seorang mantan lurah yang dibebastugaskan akibat kesalahannya sendiri.
Setelah lengser sebagai lurah, Mbah Suro membuka praktik sebagai dukun yang mengobati orang sakit.
Namun, belakangan beredar kabar kalau Mbah Suro juga dikenal sebagai dukun kebal,
hingga ia disebut sebagai Mbah Suro atau Pendito Gunung Kendheng.
Pergantian nama baru menjadi Mbah Suro juga diikuti dengan perubahan penampilannya.