Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Ogah Bergabung Dengan China, Tsai Ing Bongkar Dampak Buruknya Jika Taiwan Jatuh Ke Tangan Panda

Beijing selalu menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya, yang harus direbut dengan kekerasan jika perlu.

SAM YEH / AFP
Militer Taiwan siaga dengan ancaman China 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menolak keras penggabungan Taiwan ke China. Bahkan ia mengatakan akan mati-matian mempertahankan Taiwan sebagai negara berdaulat.

Ia juga memperingatkan, dunia akan menerima konsekuensi serius jika negaranya sampai jatuh ke tangan China.

Komentar Tsai itu terjadi di tengah infiltrasi yang terus dilakukan angkatan udara "Negeri Panda" dalam tiga hari terakhir.

Perdana Menteri Su Tseng-chang bahkan menyatakan, infiltrasi itu sudah melanggar perdamaian kawasan, dan mereka harus ekstra waspada.

Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mengirim hampir 150 pesawat militernya sepanjang awal Oktober ini di zona pertahanan udara (ADIZ) Taiwan .

Media daratan utama berkoar, masuknya ratusan pesawat tersebut merupakan bagian dari unjuk kekuatan mereka.

Menulis di majalah Foreign Affairs, Tsai Ing-wen menerangkan sejak awal negaranya sangat mendambakan perdamaian.

"Tetapi jika demokrasi dan cara hidup kami sudah terusik, Taiwan akan melakukan apapun untuk memertahankannya," tegasnya.

Presiden Taiwan sejak Mei 2016 tersebut menekankan pentingnya bagi negara-negara untuk bekerja sama dengan mereka.

"Mereka harus tahu, jika Taiwan sampai jatuh, konsekuensinya akan jadi bencana perdamaian regional dan sistem demokrasi," kata dia.

Beijing selalu menganggap pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya, yang harus direbut dengan kekerasan jika perlu.

Mereka menganggap pemerintahan Tsai sebagai separatis, yang direspons Tsai bahwa negaranya sudah berdaulat tanpa harus melalui deklarasi.

Perempuan berusia 65 tahun itu mengatakan, meski terus disusupi China, negaranya tidak akan tunduk pada tekanan.

Meski begitu, Tsai menegaskan mereka tidak akan menjadi negara peminta-minta jika memang waktunya untuk menggalang dukungan internasional.

Dengan hanya sedikit negara yang mengakui mereka, Tsai berujar situasinya mekasa Taipei berpikir lebih kreatif.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved