Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Militer Australia Antar Nyawa ke Afganistan, Susah Payah Tangkap Taliban Hanya untuk Dilepas Lagi

Padahal sudah payah menangkap orang Taliban malah dilepas. Tentara Australia hanya mengantarkan nyawa di Afganistan

Editor: Budi Rahmat
Gambar oleh Defence-Imagery dari Pixabay
Ilustrasi militer 

TRIBUNPEKANBARU.COM- Tentara Australia ternyata hanya mengantarkan nyawa saja ke Afganistan.

Padahal mereka dalam misi yang sulit untuk membasmi Taliban yang masuk ke Afganistan.

Namun, kenyataannya Afganistan sama sekali tidak mendukung usaha mati-matian yang dilakukan tentara Australia.

Baca juga: China Ultimatum Australia Jangan Ikut Campur Hubungan Beijing dengan Taiwan

Masuk ke Medan perang yang sulit, penuh ranjau, tentara Australia beberapakali berhasil mendapatkan orang Taliban.

Kemudian tangkapan itu diserahkan ke kepolisian Afganistan. Namun, tentara Australia kembali harus berjibaku untuk menangkapi orang yang sama.

Tenyata, polisi Afganistan justru melepaskan tahanan Taliban yang sudah susah payah ditangkap oleh tentara Australia.

Kenyataan itulah yang kini disesali oleh Australia. Mereka seolah-olah hanya mengantarkan nyawa ke Afganistan.

Tentara Australia mengungkapkan, mereka kaget saat melihat anggota Taliban yang mereka tangkap dengan susah payah dilepas oleh polisi Afghanistan.

Berdasarkan penyelidikan yang dihelat, militer "Negeri Kanguru" bertaruh nyawa menangkap salah satu milisi, dan menyerahkannya ke kepolisian setempat.

Mantan komandan peleton menceritakan, mereka kecewa saat melihat milisi yang susah payah ditangkap malah menghadapi mereka lagi.

Baca juga: Komandan Senior Taliban Tertawa Sebelum Gugur Saat Lindungi Rumah Sakit Dari Serangan ISIS-K

Karena itu, mereka memutuskan menunggu ketika si anggota Taliban mengambil senjata dan menembaki mereka, sehingga bisa dibalas ditembak mati.

"Bisa Anda bayangkan bagi kami yang berada di lapangan saat memutuskannya," kata eks anggota pasukan khusus Heston Russell saat bersaksi di Senat Australia.

Russell menuturkan, mereka sering kali menangkap orang yang sama sepanjang penempatan mereka di Afghanistan.

"Di saat bersamaan, para pelaku ini punya jejak (di bahan peledak), atau terlibat dalam serangan bunuh diri," ujar Russell.

Pasukan Pertahanan Australia sendiri tidak merilis aturan kontak senjata dengan alasan berdampak pada keamanan.

Peleton yang dikomandoi Russell disebut sudah melakukan 67 misi pada 2012, dan membunuh sekitar 117 milisi.

Baca juga: Taliban Sebut Sudah Kendalikan ISIS di Afganistan, Nyatanya Masih Ada yang Terbunuh, Siapa Pelakunya

Russell mengatakan, bukti yang mereka berikan ke penegak hukum lokal biasanya dijadikan pegangan di negara Barat.

Tetapi, bukti tersebut tak berlaku di Afghanistan. Kenyataan itu disebut Russell membuat moral anak buahnya menurun.

Dampaknya, mereka jadi mempertanyakan untuk apa menangkap kelompok Taliban jika harus menghadapinya lagi beberapa pekan berselang.

"Kami jadi menanyakan ke diri kami sendiri mengapa harus mempertaruhkan nyawa di sini," ucapnya dikutip Daily Mail Senin (15/11/2021).

Dia mengisahkan mereka harus pergi ke medan penuh ranjau, bersusah payah menangkap musuh hanya untuk melihat mereka lagi.

Russell juga menyuarakan kemarahannya atas dilepaskannya Hekmatullah, prajurit Afghanistan yang menyergap tiga serdadu sekutu pada 2012.

Dia ditransfer ke Qatar sebagai bagian dari perjanjian damai AS dengan Taliban pada 2020, dan dibebaskan di Oktober.

(Tribunpekanbaru.com)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved