Berita Pekanbaru
Yayasan Abdurrab Pekanbaru Kembali Sanggah Kabar Ada Pasien Kontak Erat Kabur
Yayasan Abdurrab mendadak memberi keterangan pers kepada awak media massa, Senin (6/12/2021) terkait ada pasien kontak erat kabur
Penulis: Fernando | Editor: Nurul Qomariah
TRIBUNPEKANBARU.COM,PEKANBARU - Yayasan Abdurrab mendadak memberi keterangan pers kepada awak media massa, Senin (6/12/2021).
Mereka memberi keterangan pers di ruangan Raja Ali Haji dalam areal Abdurrab Islamic School (AIS).
Konsultan Hukum Yayasan Abdurrab, Armilis menyanggah kabar adanya pasien kontak erat yang kabur dari lokasi isolasi di asrama AIS.
Padahal data dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mencatat ada 29 orang pasien kontak erat pulang tanpa sepengetahuan petugas.
"Tidak ada itu berita yang melarikan diri, itu tidak benar. Kawasan ini dijaga ketat petugas keamanan dan sekuriti kami," jelasnya dalam konferensi pers, Selasa siang.
Menurutnya, kumlah pasien kontak erat yang tersisa hingga akhir pekan kemarin sebanyak 93 orang.
Mereka akhirnya pulang pada, Minggu (5/12/2021) kemarin dengan pengawasan tim keamanan dan kesehatan.
"Jadi jumlah pasien kontak erat yang positif tidak statis, ada yang bergerak ke arah negatif mereka pulang," ulasnya.
Dirinya mengklaim bahwa tim dari kepolisian dan tim kesehatan menyaksikan langsung pemulangan pasien kontak erat.
Ia mengaku sempat bertemu dengan Wali Kota Pekanbaru saat meninjau lokasi isolasi.
Wali Kota Pekanbaru juga sempat menyarankan agar pasien kontak erat menjalani perawatan di RSD Madani.
Ia mengatakan bahwa para pasien kontak erat akhirnya tetap menjalani isolasi di gedung sekolah.
Mereka dalam pantauan tim kesehatan dari rumah sakit. Ia memastikan pihaknya sangat memperhatikan obat-obatan dan asupan gizi bagi pasien kontak erat.
"Sehingga anak-anak, alhamdulillah kita dapat kabar dalam kondisi sehat, mereka sudah dipulangkan kemarin dan mendapat pembekalan dari petugas kesehatan, tidak ada namanya yang lari," paparnya.
Pihak yayasan mengaku ingin meluruskan pemberitaan terkait AIS yang sempat menjadi klaster Covid-19.
