Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Seorang Pendeta Buat Heboh di Samosir, Injak Situs Raja Batak Untuk Tegakan Syariat

Seorang pendeta berdiri di situs Si Raja Batak di Samosir yang disakralkan masyarakat. Pendeta tersebut menyatakan ingin menegakan syariat

istimewa
seorang pendeta berdiri di situs Si Raja Batak yang disakralkan di Samosir 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Seorang pendeta membuat heboh masyarakat Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Pasalnya pemdeta tersebut datang bersama sejumlah jemaahnya ke situs Sib Raja Batak di Pusuk Buhit Samosir.

Mereka mengatakan akan menghancurkan berhala dan menegakan syariat.

Video mereka pun viral dan menuai pro dan kontra di media sosial.

Masyarakat Samosir, termasuk lembaga adat dan organisasi masyarakat (ormas) di Samosir melaporkannya ke pihak Polres Samosir pada Senin (6/12/2021).

"Kita tahu kejadian itu yang terjadi pada Kamis lalu karena ada yang livestreaming. Dan, kita langsung koordinasi dengan lembaga adat Samosir dan Forum Komunikasi Tokoh Masyarakat Kabupaten Samosir agar pelaku ditindak sesuai hukum dan yang berlaku," ujar Ketua DPC Forum Batak Intelektual Harisma LP Simbolon saat dikonfirmasi Tribun Medan pada Selasa (7/12/2021).

Ia menceritakan bahwa situs tersebut sudah diresmikan oleh Bupati Samosir Vandiko Gultom.

Pada peresmian lokasi tersebut, dijelaskan lokasi tersebut sebagai titik nol peradaban masyarakat Batak Toba.

Video yang viral tersebut ternyata langsung didownload oleh masyarakat Samosir sebagai bukti pelaporan ke pihak kepolisian.

"Nah, video itu sempat terhapus namun sudah kita download dan itu kita masukkan sebagai bukti kepada pihak kepolisian," sambungnya.

Pihaknya masih menunggu hingga sepekan bagaimana penyelidikan pihak kepolisian terkait kasus tersebut.

"Kuta masih menunggu sepekan ini. Kita sudah korek-korek informasinya bahwa yang menginjak-injak situs tersebut sudah kita tahu. Untuk saat ini, kita masih mencari informasi lanjutan," sambungnya.

"Peraturannya, kalau kita ke sana kan harus lepas alas kaki. Itulah bukti bahwa kita menghargai situs budaya Batak Toba. Kalaupun ingin berdoa, bukan berarti harus melecehkan yang lain kan," lanjutnya.

Hingga saat ini, pihaknya masih menunggu hasil pelaporan mereka ke pihak kepolisian.

"Untuk saat ini kita masih menunggu hasil dari kepolisian. Untuk nama-nama yang kita laporkan belum bisa kita ekspos," terangnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Yayasan Pecinta Danau Toba (YPDT) Maruap Siahaan. Ia secara tegas menyampaikan bahwa semua manusia sama di mata Tuhan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved