UEA Batalkan Pembelian Pesawat Tempur AS Senilai 330 Triliun Gara-gara Masalah Ini
Tak Terima, UEA memilih membatalkan pembelian pesawat tempur milik Amerika Serikat. Ternyata AS ketahuan lakukan inj
TRIBUNPEKANBARU.COM- Tak terima teknologi dan spesifikasi pesawat tempur dikurangi, Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan tak jadi membeli memesannya dari Amerika Serikat.
Pihak UEA mengatakan, akan kembali membicarakan rencana pembelian pesawat dari AS, tahun depan.
Padahal nilai pembakuan pesawat tempur tersebut tidak main-main.
Baca juga: India Semakin Kuat dan Mandiri, Segera bikin Pesawat Tempur Siluman Terbaru
Angkanya sangat fantastis yakni sekira 330 triliun.
Namun, UEA menilai, AS tidak sepenuh hati memberikan pesawat terbaik.
Itu diketahui setelah AS membatasi teknologi pesawat yang akan dijualnya ke UEA.
Hal itu yang kemudian membuat UEA berfikir ulang melanjutkan kerjasama.
Mendapat penolakan, AS justru mengatakan pihaknya tengah menggesa untuk menyediakan pesawat bagi UEA.
Lalu bagaimana perkembangannya?
AS dilaporkan siap untuk memajukan penjualan jet tempur F-35 dan pesawat tak berawak ke Uni Emirat Arab (UEA).
Pernyataan tersebut disampaikan Washington pada Rabu (15/12/2021) setelah UEA mengancam akan menangguhkan pembicaraan pembelian jet tempur siluman itu.
Baca juga: China Gertak Taiwan dan Kirim 24 Pesawat Tempur, Tolak Taipei Gabung Pakta Perdagangan
Baca juga: 19 Pesawat Tempur China Serbu Pertahanan Udara Taiwan, Satu Di Antaranya Bomber Nuklir H-6
Sebelumnya, mantan Presiden AS Donald Trump berjanji menjual F-35 kepada UEA setelah negara teluk tersebut menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Namun, ketika Trump lengser dan digantikan Joe Biden, kemajuan penjualan F-35 melambat di tengah berbagai kekhawatiran AS, termasuk mengenai hubungan UEA dengan China.
“UEA telah memberi tahu AS bahwa mereka akan menangguhkan diskusi pembelian F-35,” kata seorang pejabat UEA kepada Reuters, Selasa (14/12/2021).
Penangguhan itu dipertimbangkan mengingat persyaratan teknis, pembatasan operasional yang berdaulat, dan analisis biaya atau manfaat.
Pejabat itu mengatakan, pembicaraan penjualan F-35 dapat dibuka kembali di masa depan sebagaimana dilansir Reuters.
Setelah diancam UEA, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Malaysia pada Rabu mengatakan Washington memang tengah melakukan beberapa tinjauan.
Namun, dia menegaskan bahwa AS siap untuk memajukan penjualan jet tempur generasi kelima itu.
Pada Januari, sejumlah suber mengatakan kepada Reuters bahwa UEA telah menandatangani kesepakatan untuk membeli 50 jet tempur F-35, 18 drone MQ-9B, serta sejumlah amunisi canggih.
Baca juga: Rusia Blak-blakan soal Kehebatan Pesawat Tempur Generasi Kelima, Punya Teknologi Secanggih Ini
Reuters melaporkan, nilai kesepakatan tersebut mencapai 23 miliar dollar AS atau sekitar Rp 330 triliun.
Seseorang sumber mengatakan, masalah antara AS dan UEA berkisar pada seberapa banyak teknologi canggih F-35 yang diizinkan untuk dimanfaatkan oleh negara di Teluk Arab tersebut.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS John Kirby sebelumnya mengatakan, kemitraan AS dengan UEA lebih strategis dan kompleks daripada penjualan senjata.
Dia menyatakan bahwa Washington berkomitmen untuk bekerja sama dengan Abu Dhabi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
Finlandia Borong Jet Tempur
Finlandia memilih pesawat tempur F-35 untuk menggantikan jet tempur F/A-18 Hornet yang menua.
Negara di kawasan Baltik tersebut akan memborong 64 unit jet tempur canggih buatan Lockheed Martin asal AS tersebut beserta sistem senjata.
Reuters melaporkan, kesepakatan kontrak pembelian senjata tersebut nilainya mencapai 9,4 miliar dollar AS (Rp 134 triliun).
Baca juga: China Menggila Kerahkan 25 Pesawat Tempur Bikin Taiwan Panik, Taiwan Sebut Serangan Terbesar Beijing
Jika dibandingkan, kontrak tersebut hampir sama dengan alokasi anggaran Kementerian Pertahanan RI sebesar Rp 133,92 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2022.
“Ketika membandingkan kinerja militer, F-35 paling sesuai dengan kebutuhan kami,” kata Menteri Pertahanan Finlandia Antti Kaikkonen dalam konferensi pers.
Pada 2015, Kementerian Pertahanan Finlandia mulai mencari jet baru untuk menggantikan pesawat tempur Hornet tua yang dibeli pada 1992.
Sejak saat itu, produsen senjata di seluruh dunia, termasuk Lockheed Martin, Saab, Rafale, Boeing, Dassault, dan BAE System, berlomba-lomba menarik hati Finlandia.
Namun, pilihan Finlandia akhirnya jatuh pada jet tempur siluman F-35 buatan Lockheed Martin.
Finlandia adalah negara ke-14 yang memilih F-35. Komandan Angkatan Udara Finlandia Pasi Jokinen menuturkan, jet tempur tersebut akan ada secara bertahap mulai 2027 dan seterusnya.
Pilihan itu memperkuat kerja sama pertahanan Finlandia dengan sekutunya, terutama AS dan Norwegia, kata peneliti Charly Salonius-Pasternak di Institut Urusan Internasional Finlandia.
Baca juga: Militer Myanmar Makin Edan, Serang Warga Sipil Pakai Pesawat Tempur Hingga Tewas
“Finlandia dan Norwegia sudah berlatih bersama di utara sehingga akan menjadi keputusan politik untuk menentukan informasi intelijen apa yang dibagikan dan kapan,” ujar Salonius-Pasternak kepada Reuters.
Tidak seperti Norwegia, Finlandia bukan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Namun, Finlandia tetapi telah menjalin hubungan kuat dengan organisasi tersebut dalam beberapa tahun terakhir dan memilih peralatan militer yang kompatibel dengan anggota NATO.
Pada 2014 Finlandia dan Swedia, yang juga bukan anggota NATO, menandatangani perjanjian untuk berlatih bersama dan mengizinkan NATO memberi bantuan dalam situasi krisis.
“F-35 akan memberikan kemampuan digital unik kepada industri Finlandia yang memanfaatkan rekayasa dan manufaktur generasi ke-5,” kata Bridget Lauderdale, wakil presiden Lockheed Martin dan manajer umum program F-35.
“Pekerjaan produksi akan berlanjut selama lebih dari 20 tahun, dan pekerjaan pemeliharaan F-35 akan berlanjut hingga 2070-an,” sambung Lauderdale.(*)
(Tribunpekanbaru.com)
