Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

19 Pesawat Tempur China Serbu Pertahanan Udara Taiwan, Satu Di Antaranya Bomber Nuklir H-6

Selain J-16, China juga mengerahkan empat Su-30 serta empat pembom nuklir H-6 dan satu pesawat anti kapal selam.

Kementerian Pertahanan Taiwan via Reuter
Pesawat tempur China di zona pertahanan udara Taiwan 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Taiwan saat ini dalam bahaya, zona pertahanan udaranya sedang diserbu belasan jet tempur dan pesawat pembom nuklir China, Minggu (5/9/2021).

Tak tanggung-tanggung, China mengerahkan 19 pesawat perangnya ke zona pertahanan udara Taiwan.

Kementerian pertahanan Taiwan mengatakan, misi itu juga melibatkan 10 jet tempur J-16 PLA.

Jet tempur J-16 adalah jet tempur andalan China yang merupakan 'copy paste' SU-30 milik Rusia dan memiliki sedikit keunggulan dari SU-30.

Dilansir dari SCMP, selain J-16, China juga mengerahkan empat Su-30 serta empat pembom nuklir H-6 dan satu pesawat anti kapal selam.

Angkatan udara Taiwan pun bergegas mempersiapkan armada sebagai antisipasi serangan China daratan.

Taiwan mengatakan, pasawat tempur China telah berulangkali masuk dalam zona pertahanan udara dalam kurun waktu setahun ini.

Jet tempur China seringkali masuk di bagian barat daya zona pertahanan udaranya di dekat Pulau Pratas yang dikuasai Taiwan.

Tindakan yang disebut Taiwan sebagai tindakan provokasi tersebut dilakukan China seiring rencana Taiwan menggelar latihan serangan udara skala besar untuk mensimulasikan serangan rudal dan pesawat tempur oleh Beijing yang dimulai pada 13 September.

Latihan itu menjangkau seluruh wilayah Taiwan, termasuk pulau-pulau garis depan Kinmen (Quemoy) dan Matsu, yang terletak di depan pintu provinsi Fujian, China tenggara.

Beberapa waktu lalu, Taiwan pun serius akan membeli rudal jelajah dari Amerika Serikat.

Pembelian rudal jelajah ini dilakukan sebagai jawaban pertahanan diri Taiwan dari serangan Militer China.

Taiwan sedang berusaha untuk mendapatkan rudal jelajah jarak jauh yang diluncurkan dari udara dari Amerika Serikat, ketika pulau yang diklaim China itu memperkuat pasukannya dalam menghadapi peningkatan tekanan dari Beijing.

Sementara Taiwan mengembangkan rudal jarak jauhnya sendiri, untuk memberinya kemampuan untuk menyerang balik jauh ke China jika terjadi perang, Taipe juga meminta bantuan Amerika Serikat untuk menyediakan persenjataan yang lebih canggih.

Ditanya parlemen tentang sistem senjata mana yang ingin Taiwan beli tetapi Amerika Serikat belum mengatakan iya, Lee Shih-chiang, Kepala Departemen Perencanaan Strategis Kementerian Pertahanan Taiwan menunjuk AGM-158 buatan Lockheed Martin Corp.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved