Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

China Gertak Taiwan dan Kirim 24 Pesawat Tempur, Tolak Taipei Gabung Pakta Perdagangan

China yang masih mengaggap Taiwan sebagai wilayahnya berang dengan langkah Taipei yang melakukan kesepakatan perdagangan.

Editor: Ariestia
Liu Jin/AFP
Pesawat jet tempur China buatan Rusia, Su-30, dilaporkan berada di antara pesawat yang terbang di atas barat daya Taiwan pada hari Kamis. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - China yang masih mengaggap Taiwan sebagai wilayahnya berang dengan langkah Taipei yang melakukan kesepakatan perdagangan.

Sebagai reaksi, China mengirim 24 pesawat tempur ke zona pertahanan udara Taiwan.

Menurut pejabat Taiwan, tindakan China pada Kamis (23/9/2021) lalu menjadi serangan terbesar dalam beberapa minggu ini.

Dilansir The Guardian, pekan lalu, Beijing mengajukan diri untuk bergabung menjadi anggota Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). 

Di sisi lain, Taiwan sudah mencoba bergabung dengan CPTPP selama bertahun-tahun.

Kemudian pada Kamis (23/9/2021), Taipei mengumumkan telah mendaftar secara resmi untuk menjadi anggota CPTPP.

Diketahui, CPTPP merupakan perjanjian perdagangan yang ditandatangani 11 negara Asia-Pasifik pada 2018.

Ini merupakan pakta perdagangan bebas terbesar di kawasan Asia-Pasifik.

"Taiwan tidak bisa ditinggalkan di dunia dan harus berintegrasi ke dalam ekonomi regional," kata juru bicara kabinet Lo Ping-cheng.

Namun, China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, menentang usaha Taipei untuk masuk dalam pakta itu.

Di hari yang sama, pejabat Taiwan mengatakan, 24 pesawat China termasuk 18 jet tempur dan dua pembom bekemampuan nuklir masuk zona identifikasi pertahanan udara.

"Kami dengan tegas menentang negara mana pun yang memiliki pertukaran resmi dengan Taiwan dan dengan tegas menentang aksesi kawasan Taiwan ke perjanjian atau organisasi resmi apa pun," kata juru bicara kementerian luar negeri China, Zhao Lijian.

Taiwan menanggapinya dengan menyebut China tidak punya hak untuk memutuskan siapa yang dapat bergabung dengan pakta perdagangan karena belum menjadi anggota.

“Pemerintah China, dengan tindakannya yang hanya ingin menggertak Taiwan di komunitas internasional, adalah penyebab meningkatnya permusuhan lintas selat,” kata kementerian luar negeri Taipei dalam sebuah pernyataan.

Para pemimpin China sebelumnya mengancam akan merebut Taiwan dengan kekerasan jika diperlukan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved