Warga Buru dan Tombak Buaya yang Diduga Tewaskan Nelayan Tua di Batam Pekan Lalu
Warga Pulau Jalo di Batam Rabu (29/12) malam membunuh seekor buaya besar yang diduga telah memangsa Jati bin Gawang (77) pada Senin (20/12/2021) lalu.
TRIBUNPEKANBARU.COM - Warga Pulau Jaloh, Bulang, Batam beramai-ramai menyisir hilir Sungai Gading, pada Rabu (29/12/2021) malam.
Sekitar pukul 21.00 malam, warga telah siap dengan tombak dan tali, memburu buaya yang pernah memangsa salah satu tokoh tetua dari desa mereka.
Jumlah warga yang ikut berburu hingga puluhan orang.
Ketua RW 03 Pulau Jaloh, Arifin, membenarkan adanya penangkapan buaya tersebut.
Menurutnya, warga sempat kesulitan menangkap buaya tersebut karena suasana yang gelap, dan besarnya tubuh buaya yang mencapai empat meter.
"Ditangkapnya dengan cara ditombak. Jadi kondisinya udah mati sekarang," ujar Arifin ketika dihubungi, Kamis (30/12/2021).
Setelah berhasil menangkap buaya tersebut, warga Pulau Jaloh pun langsung memeriksa tubuh buaya untuk melihat apakah terdapat sisa-sisa potongan tubuh dari korban mangsa buaya, Jati bin Gawang (77), Senin (20/12/2021) lalu.
Namun, warga meragukan bahwa buaya yang ditangkap inilah yang telah memangsa tokoh desa mereka.
Pasalnya, di sekitar sungai yang sama, diketahui ada sosok buaya yang berukuran lebih besar.
Selain itu, buaya tersebut ditemukan di lokasi yang berbeda dengan lokasi penemuan mayat, meski tetap di sungai yang sama.
"Untuk memastikan, rencananya hari ini mau kami bedah buayanya," ujar Arifin.
Sebelumnya, diberitakan, seorang nelayan Pulau Jaloh, Bulang, Batam bernama Jati bin Gawang telah ditemukan tak bernyawa di sekitar Sungai Gading dalam keadaan tubuh rusak parah.
Kematian Jati diduga diakibatkan penyerangan oleh buaya.
Diterkam Buaya Saat Cari Bakau
Sebelumnya sebagaimana diberitakan, Jati bin Gawang nelayan di pulau Jaloh, Kota Batam, Kepulauan Riau ditemukan tewas dengan tubuh yang tak utuh.
Pria 70 tahun ini diduga menjadi korban terkaman buaya saat sedang mencari kayu bakau seorang diri di perairan depan pulau Jaloh, Selasa (21/12/2021).
Jenazahnya ditemukan warga beberapa jam kemudian setelah keluarga memberitahu warga bahwa Jati sudah cukup lama tak kembali setelah pamitan mencari kayu bakau.
Camat Bulang Nasrun membenarkan kejadian itu.
Dia sudah menemui keluarga korban dan jenazah korban sudah dimakamkan.
"Informasinya diserang buaya tapi tak ada yang melihat. Dia sempat hilang. Ditemukan sudah meninggal dengan tubuh yang tak utuh lagi. Ini lagi didalami pihak kepolisian, " ujar Camat, Rabu (22/12/2021).
Kapolsek Bulang Ipda Walter Nainggolan juga mengatakan hal yang sama.
Dalam laporan warga korban diduga diterkam buaya saat mencari kayu bakau.
"Informasinya seperti itu cuma tak ada yang melihat. Korban sendirian saat itu. Kedua kaki dan tangan kirinya hilang (tercabik) jadi kemungkinan benar seperti informasi dari warga (diterkam buaya), " ujar Walter, Rabu (22/12/2021).
Meskipun jenazah korban sudah dimakamkan namun pihak kepolisian kata Walter tetap akan mendalami demi memastikan penyebab kematian korban.
Terkait informasi terkaman buaya ini, ia juga tak bisa menampik sebab belakangan warga sering melihat penampakan buaya liar di sekitar perairan lokasi jenazah korban ditemukan.
"Ada yang pernah lihat tapi kejadian seperti ini baru kali ini terjadi, " katanya.
Warga pun berharap agar laporan kehadiran buaya yang mengancam keselamatan warga ini segera ditindak lanjuti instansi pemerintah terkait demi keamanan dan kenyamanan masyarakat di sana yang memang mayoritas beraktifitas di wilayah perairan.
BKSDA : ekosistem tempat buaya hidup
Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) wilayah Kepulauan Riau (Kepri), mengaku telah menerima laporan tentang seorang warga Pulau Jaloh yang diterkam buaya, pada Selasa (21/12/2021).
Kepala Seksi BKSDA Wilayah Kepri, Decky Hendra Prasetya, mengatakan, lokasi sungai tempat kejadian tersebut memang merupakan ekosistem tempat buaya hidup.
Dalam hal ini, pihaknya tengah berkoordinasi dengan pemerintah dan kepolisian untuk menentukan langkah selanjutnya.
"Kalau memang membahayakan sekali, mau tidak mau buayanya akan ditangkap. Kalau statusnya lampu kuning, warga akan diimbau untuk lebih berhati-hati," jelas Decky.
Ia menjelaskan, kehadiran buaya merupakan salah satu indikator terjaganya sebuah ekosistem. Ke depannya, BKSDA akan mempelajari apakah nelayan dan buaya dapat hidup secara berdampingan dengan kehati-hatian dan langkah antisipasi tertentu.
"Itu kalau warga setuju, kalau tidak, mau nggak mau kami harus mengendalikan populasi buaya di sana," ujar Decky.
Sementara itu, Camat Bulang, Nasrun, membenarkan, seorang warganya meninggal dunia diduga karena dimakan buaya. Warga tersebut bernama Jati bin Gawang (77) yang kala itu tengah mencari kayu di sungai depan kampungnya, Pulau Jaloh, Kecamatan Bulang, pada Senin (20/12/2021) kemarin.
Semalaman, pihak keluarga dan warga sekitar sempat mencari keberadaan Jati yang diketahui hilang. Mayat korban baru ditemukan pada pukul 4 subuh dalam kondisi tewas dengan tubuh terputus.
"Ini baru pertama kali terjadi, penduduk di situ juga baru tahu kalau ada buaya di sekitar situ," tambah Nasrun.
(TRIBUNBATAM.id)
Artikel ini telah tayang di TribunBatam.id dengan judul BUAYA yang Diduga Terkam Tetua Pulau Jaloh Batam Diburu dan Ditombak Warga hingga Tewas, dan judul BUAYA Diduga Terkam Tokoh Pulau Jaloh hingga Tewas, Warga Mulai Merasa Terancam, dan Warga Pulau Jaloh Batam Tewas Diterkam Buaya, Ini Sikap BKSDA Kepri,
