Harga Sawit di Riau Anjlok
Harga Sawit Kembali Anjlok, Petani di Pelalawan Pasrah Hasil Panen Bakal Berkurang
Harga jual sawit kembali anjlok sejak Sabtu (29/1/2022) lalu, petani di Pelalawan pun pasrah hasil panen bakal berkurang.
TRIBUNPEKANBARU.COM, PANGKALAN KERINCI - Harga jual sawit kembali anjlok sejak Sabtu (29/1/2022) lalu, petani di Pelalawan pun pasrah hasil panen bakal berkurang.
Informasi mengenai anjlok harga jual itu langsung beredar luas di media sosial dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat, termasuk di Pelalawan.
Kabar turunnya harga sawit membuat petani sawit di Pelalawan awalnya tidak percaya dengan informasi itu.
Namun setelah diberitakan di beberapa media dan ditetapkan oleh instansi terkait, barulah para petani yakin jika harga sawit turun drastis. Bahkan pesan berantai di grup WA dan media sosial lainnya semakin ramai beredar.
"Saya sampai menelpon ke RAM dan pabrik saat tahu harga sawit turun, ternyata benar. Yah, pasrah saja kalau harganya turun lagi," kata petani sawit di Pangkalan Kerinci, Edwardo Silaban (43), kepada tribunpekanbaru.com, Minggu (30/1/2022).
Ayah dua anak ini memiliki kebun sawit sekitar lima hektar di Pangkalan Kerinci.
Selama ini, harga sawit tergolong tinggi dan terus naik sejak tahun 2021 lalu. Ia mengakui jika kondisi itu sangat membantu perekonomian keluarganya.
Mulai dari memenuhi kebutuhan di rumah, biaya sekolah, hingga bisa membeli kendaraan baru dengan cara kredit.
"Kalau turun drastis lagi seperti dulu, berarti berkurang lagi pendapatan. Semoga harganya naik lagi," kata Edwardo.
Petani sawit di Langgam juga merasakan hal serupa. Kabar tersebut belum sepenuhnya dipercaya warga lantaran belum ada jadwal memanen sawit setelah harga anjlok. Hanya saja, pemberitahuan dari penampung buah maupun pabrik sudah sampai ke petani.
"Jadwal manen Minggu ini. Nanti lihat dulu berapa jadinya satu kilo harga sawit di sini," kata warga Langgam, Indra Gunawan.
Ia menyampaikan, kebun miliknya pribadi selama ini menghasilkan pundi-pundi yang lumayan bagi keluarga.
Ditambah lagi kebun miliknya yang dikelola oleh koperasi, selama ini ia hanya terima hasil bersih tanpa repot memanen, menimbang, hingga mengantar ke pengumpul TBS.
Pengumpul buas sawit yang kerap disebut RAM mulai merasakan dampak turunnya sawit sejak Sabtu (29/1/2022) lalu.
Ia mengikuti harga dari Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang menjadi tempat penjualan buah. Setiap hari harganya diperbarui dan disebar kepada petani yang sering memasok buah ke RAM.
"Seperti di berita turun sampai 30 persen atau lebih. Itu langsung kita sampaikan ke petani. Mungkin akan lebih terasa dalam seminggu ini nanti," kata Ahmad Yani, pemilik RAM di Langgam. (Tribunpekanbaru.com/Johannes Wowor Tanjung)
 
												
 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											