Rusia Gempur Bandara Militer, Wilayah Udara Ukraina Ditutup Bagi Penerbangan Sipil
Rusia telah mengumumkan penutupan wilayah udaranya untuk penerbangan sipil di perbatasan barat dengan Ukraina dan Belarusia.
Penulis: Guruh Budi Wibowo | Editor: Ilham Yafiz
TRIBUNPEKANBARU.COM - Rusia melancarkan serangan militer di Ukraina, wilayah udara di negara itu ditutup.
Rusia telah mengumumkan penutupan wilayah udaranya untuk penerbangan sipil di perbatasan barat dengan Ukraina dan Belarusia.
Sementara Ukraina menutup wilayah udaranya untuk penerbangan sipil dan regulator penerbangan Eropa.
Ukraina juga memperingatkan bahaya terbang di wilayah yang berbatasan dengan Rusia dan Belarusia.
“Penggunaan wilayah udara di perbatasan barat Rusia dengan Ukraina dan Belarusia telah dihentikan sementara karena tingginya ancaman terhadap keselamatan penerbangan pesawat sipil setelah penggunaan senjata dan peralatan militer,” bunyi sebuah Notice to Airmen atau Notice to Air Missions (NOTAM) seperti yang diberitakan Aljazeera.
Dalam pernyataan lain pada hari ini Kamis (24/2/2022), kementerian pertahanan Rusia mengatakan mereka menggunakan senjata presisi tinggi untuk menonaktifkan sistem pertahanan udara, bandara militer, dan angkatan udara di Ukraina.
Perusahaan Layanan Lalu Lintas Udara Negara Ukraina mengatakan di situs webnya bahwa wilayah udara negara itu ditutup untuk penerbangan sipil mulai dari 00:45 GMT pada hari Kamis, dengan layanan lalu lintas udara ditangguhkan.
Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) mengatakan wilayah udara di Rusia dan Belarusia dalam jarak 100 mil laut dari perbatasan mereka dengan Ukraina juga dapat menimbulkan risiko keselamatan.
“Secara khusus, ada risiko penargetan yang disengaja dan kesalahan identifikasi pesawat sipil,” kata badan tersebut dalam buletin zona konflik.
“Kehadiran dan kemungkinan penggunaan berbagai sistem peperangan darat dan udara menimbulkan risiko tinggi bagi penerbangan sipil yang beroperasi di semua ketinggian dan tingkat penerbangan.”
Industri penerbangan telah semakin memperhatikan risiko konflik yang ditimbulkan pada penerbangan sipil sejak penerbangan Malaysia Airlines MH17 ditembak jatuh di Ukraina timur pada tahun 2014.
EASA mengatakan kementerian pertahanan Rusia telah mengirim pesan mendesak ke Ukraina tentang risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan, karena penggunaan senjata dan peralatan militer mulai pukul 00:45 GMT, dan meminta kontrol lalu lintas udara Ukraina untuk menghentikan penerbangan.
( Tribunpekanbaru.com )
