Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Perang Rusia vs Ukraina

Ukraina Dikepung, Rusia Minta Warga Sipil Tak Takut Kena Rudal: Senjata Kami Sangat Presisi

Selama warga sipil Ukraina tidak mendekati objek militer, Rusia menjamin keselamatan warga Ukraina. Tentara Rusia telah mengepung Ukraina

Penulis: Budi Rahmat | Editor: Guruh Budi Wibowo
Capture The Guardian
Warga Ukraina mengungsi untuk menjauhi zona perang 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Hingga saat ini, Kamis (24/2/2022) perang Rusia vs Ukraina masih berlangsung. Rusia menyerang sejumlah kota besar di Ukraina dan menargetkan objek vital negara tetangganya itu.

Ukraina telah dikepung dari darat maupun laut.

Serangan Fajar tersebut telah menewaskan 40 tentara Ukraina dan 10 warga sipil tewas.

Sebelum meledakan sejumlah kota di Ukraina dengan misil dan rudal kendali, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mendesak tentara Ukraina meletakan senjata dan pulang ke rumah keluarganya masing-masing.

Tentara Rusia mengatakan bahwa pasukan separatis yang didukung Moskow di Ukraina timur sedang maju dan telah memperoleh wilayah.

Juru bicara militer Igor Konashenkov mengatakan kepada televisi pemerintah bahwa pasukan Republik Rakyat Donetsk memperoleh "sampai tiga kilometer" (1,8 mil) di wilayah dan orang-orang dari Republik Rakyat Lugansk "maju satu setengah kilometer."

Selama warga sipil Ukraina tidak mendekati objek militer, Rusia menjamin keselamatan warga Ukraina.

"Rusia memiliki senjata berpresisi tinggi dan bahwa warga sipil Ukraina tidak perlu takut," kata Igor Konashenkov dilansir dari The Moscow Times.

Namun misil dan rudal Rusia telah menargetkan pusat populasi Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan milisi rakyat dari republik-republik separatis yang memproklamirkan diri di timur Ukraina telah melancarkan serangan balasan dengan dukungan tembakan dari Angkatan Bersenjata Rusia.

Kementerian Kesehatan Ukraina untuk sementara menangguhkan semua rencana rawat inap.

Bank dan ATM di Moskow tidak lagi membagikan euro atau dolar, koresponden Moscow Times melaporkan.

Pertukaran mata uang juga telah menghentikan perdagangan rubel untuk dolar dan euro karena mata uang Rusia berputar.

Sementara itu, Komando militer Ukraina mengatakan bahwa pasukan pemerintah telah membunuh sekitar 50 separatis pro Rusia dan memukul mundur mereka.

"Shchastya terkendali, 50 penjajah Rusia tewas. Pesawat Rusia lainnya dihancurkan di distrik Kramatorsk. Ini adalah yang keenam," kata staf umum angkatan bersenjata di Twitter.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved