Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Garangnya Rusia, Warganya Yang Menantang Perang 'Dihabisi', Apalagi Negara Lain yang Ikut Campur

Rusia tak segan memenjarakan warganya yang menantang perang, lebih dari 1.000 warga pengunjuk rasa anti-perang di 47 kota di Rusia telah ditahan

AFP
Seorang wanita di Rusia dibawa pergi oleh petugas karena melanggar undang-undang protes. 

TRIBUNPEKANBARU.COM - Kegarangan rusia, memang telah membuat heboh dunia.

Serangan yang mereka lakukan terhadap Ukraina, seolah tak ada kata ampun.

Ketegasan Rusia terhadap lawannya bukan memang membuat negara itu jadi perhatian dunia.

Bahkan yang tak kalah jadi sorotan, Rusia bahkan berani menghabisi warga negaranya yang menentang perang yang mereka lakukan. 

Lebih dari 1.000 warga pengunjuk rasa anti-perang di 47 kota di Rusia telah ditahan oleh polisi karena mengecam invasi negara mereka ke Ukraina.

Kerumunan demonstran dengan panik berlarian di jalanan pada malam hari setelah petugas bergerak untuk membubarkan massa.

Mereka meneriakkan kata 'fasis' ketika polisi melakukan penangkapan, menurut sebuah tweet dari koran Insider.

Foto-foto dari tempat kejadian menunjukkan petugas polisi bersenjata secara paksa membubarkan pengunjuk rasa dari jalan-jalan Moskow pada malam hari.

Daily Mirror melaporkan, Kamis (24/2/2022), l ebih dari 1.000 orang Rusia telah ditahan di kota-kota di seluruh negeri hari ini karena memprotes perang, Reuters, mengutip monitor independen OVD-Info, melaporkan.

Situs pemantau polisi OVD-Info melaporkan tentang adanya ratusan penahanan di Moskow, St. Petersburg, dan lebih dari 40 kota Rusia lainnya karena melakukan aksi anti-perang.

Aktivis hak asasi terkemuka Marina Litvinovich meminta warga Rusia untuk menghadiri pawai untuk menentang perang pada pukul 7 malam waktu Moskow, termasuk di Lapangan Pushkin di pusat kota Moskow.

"Saya tahu bahwa banyak dari Anda saat ini merasa putus asa, tidak berdaya, dan malu atas serangan (Presiden) Vladimir Putin terhadap orang-orang Ukraina yang ramah," katanya dalam video Facebook.

"Tapi saya meminta Anda untuk tidak putus asa dan keluar ke alun-alun kota Anda pada jam 7 malam hari ini dan dengan jelas mengatakan bahwa kita, rakyat Rusia, menentang perang yang dilakukan oleh Putin."

Beberapa saat kemudian pihak berwenang menahan Litvinovich di luar rumahnya.

Sebelumnya, pihak berwenang Rusia memperingatkan simpatisan anti-perang agar tidak berkumpul untuk unjuk rasa.

Komite Investigasi, sebuah badan pemerintah yang menyelidiki kejahatan-kejahatan besar, mengatakan bahwa orang-orang Rusia menghadapi konsekuensi hukum karena bergabung dengan protes-protes yang terlarang.

"Seseorang harus menyadari konsekuensi hukum negatif dari tindakan ini dalam bentuk penuntutan hingga pertanggungjawaban pidana," katanya.

Ditegaskan juga bahwa aparat akan mengambil "semua tindakan yang diperlukan untuk memastikan ketertiban umum."

Rusia memiliki undang-undang protes yang ketat sehingga demonstrasi sering berakhir dengan penangkapan massal.

Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny, yang diracun tahun lalu dan saat ini di penjara, mengatakan dia menentang invasi dalam pidatonya selama persidangannya, yang diadakan di balik jeruji besi.

"Saya menentang perang ini," Navalny.

"Perang antara Rusia dan Ukraina ini dilakukan untuk menutupi pencurian dari warga Rusia dan mengalihkan perhatian mereka dari masalah yang ada di dalam negeri."

Di London, kerumunan besar yang sebagian besar terdiri dari warga negara Ukraina berkumpul di luar Downing Street pada Kamis malam.

Sumber Tribun Medan

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved