Homo dan Lesbi Ikut Perang di Ukraina, Takut Dibantai Tentara Rusia
Kaum Homo dan Lesbian di Ukraina ikut memanggul senjata dan terjun ke medan perang. Mereka khawatir Ukraina jatuh ke tangan Rusia
Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Rinal Maradjo
TRIBUNPEKANBARU.COM,KIEV - Kaum homo dan lesbian yang berjumlah ribuan di Ukraina ikut angkat senjata melawan tentara Rusia.
Mereka turun ke medan perang karena khawatir Ukraina akan jatuh ke tangan Rusia.
Jika Ukraina kalah, maka nasib para homo dan lesbian itu dipastikan terancam.
Kehidupan mereka yang selama ini bebas dan dilindungi oleh undang-undang Ukraina bakal berubah tatkala Rusia berkuasa.
Rusia sendiri adalah negara yang melarang perilaku LGBT.
Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Daily Beast pada Sabtu (26/2/2022) disebutkan,
Kamu homo dan lesbian ini bertekad untuk terjun ke medan perang untuk menghadapi tentara Rusia.
Veronika Limina, seorang lesbi yang tinggal di Lviv di ujung barat negara itu mengaku, telah mengikuti pelatihan tempur di sebuah kamp khusus untuk LGBT.
Baca juga: Website Kremilin Rusia Down, Saluran Televisi Diretas dan Menayangkan Lagu-lagu Ukraina
Baca juga: Tawarkan Keperawanan kepada Putin, Gadis Kembar asal Ukraina:Mari Bersenang-senang, Bukan Berperang
Dia telah mendaftar untuk pasukan pertahanan teritorial Lviv dan mengatakan siap untuk bergabung dalam pertempuran, saat pasukan Putin bergerak ke Barat melintasi negara itu.
“Saya marah,” katanya kepada The Daily Beast, ketika Rusia mengebom kota-kota dan mendorong tank lebih dalam ke wilayah Ukraina. “Kami akan membunuh Putin.”
Veronik Limina, yang bekerja untuk sebuah LSM yang mempromosikan persamaan hak bagi orang-orang LGBT di militer, mengatakan komunitas gay di Ukraina akan menolak pendudukan Rusia.
Seperti diketahui, dalam info intelijen Amerika Serikat yang dilansir pekan lalu, menyebutkan, kaum homo dan lesbi menjadi salah satu target yang akan dibantai oleh Rusia.
Selain LGBT, Rusia juga membidik jurnalis, politisi, dan pejabat pemerintah.
Andrii Kravchuk, seorang homo yang berasal dari wilayah Donbas, mengatakan, ia ketar ketir dengan nasibnya saat ini.
“Kami sangat sadar akan ancaman yang kami hadapi—baik sebagai orang Ukraina dan LGBT. Kami memahami bahwa pendudukan Rusia akan berarti pelanggaran hukum dan penindasan total," katanya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/rusia-bisa-gunakan-senjata-mematikan-ini-untuk-hancurkan-ukraina.jpg)