Pemko Pekanbaru
Super Hub Pemko Pekanbaru

Homo dan Lesbi Ikut Perang di Ukraina, Takut Dibantai Tentara Rusia

Kaum Homo dan Lesbian di Ukraina ikut memanggul senjata dan terjun ke medan perang. Mereka khawatir Ukraina jatuh ke tangan Rusia

Penulis: Nolpitos Hendri | Editor: Rinal Maradjo
Daniel LEAL / AFP
Tentara Ukraina berdiri melewati kendaraan tentara Ukraina yang terbakar di sisi barat ibu kota Ukraina, Kyiv pada 26 Februari 2022. 

TRIBUNPEKANBARU.COM,KIEV - Kaum homo dan lesbian yang berjumlah ribuan di Ukraina ikut angkat senjata melawan tentara Rusia.

Mereka turun ke medan perang karena khawatir Ukraina akan jatuh ke tangan Rusia.

Jika Ukraina kalah, maka nasib para homo dan lesbian itu dipastikan terancam.

Kehidupan mereka yang selama ini bebas dan dilindungi oleh undang-undang Ukraina bakal berubah tatkala Rusia berkuasa.

Rusia sendiri adalah negara yang melarang perilaku LGBT.

Dikutip Tribunpekanbaru.com dari Daily Beast pada Sabtu (26/2/2022) disebutkan,

Kamu homo dan lesbian ini bertekad untuk terjun ke medan perang untuk menghadapi tentara Rusia.

Veronika Limina, seorang lesbi yang tinggal di Lviv di ujung barat negara itu mengaku, telah mengikuti pelatihan tempur di sebuah kamp khusus untuk LGBT.

Baca juga: Website Kremilin Rusia Down, Saluran Televisi Diretas dan Menayangkan Lagu-lagu Ukraina

Baca juga: Tawarkan Keperawanan kepada Putin, Gadis Kembar asal Ukraina:Mari Bersenang-senang, Bukan Berperang

Dia telah mendaftar untuk pasukan pertahanan teritorial Lviv dan mengatakan siap untuk bergabung dalam pertempuran, saat pasukan Putin bergerak ke Barat melintasi negara itu.

“Saya marah,” katanya kepada The Daily Beast, ketika Rusia mengebom kota-kota dan mendorong tank lebih dalam ke wilayah Ukraina. “Kami akan membunuh Putin.”

Veronik Limina, yang bekerja untuk sebuah LSM yang mempromosikan persamaan hak bagi orang-orang LGBT di militer, mengatakan komunitas gay di Ukraina akan menolak pendudukan Rusia.

Seperti diketahui, dalam info intelijen Amerika Serikat yang dilansir pekan lalu, menyebutkan, kaum homo dan lesbi menjadi salah satu target yang akan dibantai oleh Rusia.

Selain LGBT, Rusia juga membidik jurnalis, politisi, dan pejabat pemerintah.

Andrii Kravchuk, seorang homo yang berasal dari wilayah Donbas, mengatakan, ia ketar ketir dengan nasibnya saat ini.

“Kami sangat sadar akan ancaman yang kami hadapi—baik sebagai orang Ukraina dan LGBT. Kami memahami bahwa pendudukan Rusia akan berarti pelanggaran hukum dan penindasan total," katanya.

“Sekarang kami hanya memiliki dua pilihan: apakah kami mempertahankan negara kami, dan itu akan menjadi bagian dari dunia bebas, atau mati di medan perang," sebutnya.

Rusia sendiri adalah negara yang melarang perilaku LGTB.

Bahkan di kawasan Chechnya, kelompok homo dan lesbi diberangus.

Vladimir Putin sendiri adalah sosok yang sangat benci dengan kaum homo.

Di Klub Diskusi Valdai tahun lalu, dia mengatakan LGBT adalah kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dia juga menandatangani undang-undang propaganda gay pada 2013, yang berjanji untuk menegakkan nilai-nilai tradisional.

Di Ukraina sendiri diperkirakan terdapat puluhan ribu orang yang menjadi homo dan lesbian.

Negara dengan jumlah penduduk 44 juta orang itu menjadi salah satu negara dengan jumlah LGBT terbesar di Eropa.

Mereka tak hanya orang Ukraina, namun juga berasal dari Rusia, Belarusia dan Rumania.

Para homo dan lesbi itu datang ke Ukraina karena mendapatkan kebebasan untuk menjalankan aktivitas LGBT mereka.

( Nolpitos Hendri / Tribunpekanbaru.com )

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved