Seperti Inilah Senjata yang Dikirim Jerman & Belanda Untuk Ukraina, Jadi Ancaman Tank Rusia
Persenjataan yang dikirim adalah senjata panggul, yaitu roket anti tank Panzerfaust 3. Senjata ini tentu bakal menjadi ancaman Artikel ini telah ta
TRIBUNPEKANBARU.COM - Meskipun belum terjun langsung dalam pertempuran menghadapi Rusia di Ukraina, negara-negara sekutu yang tergabung dalam NATO terus memberikan bantuan militer untuk Ukraina.
Kali ini bantuan berupa persenjataan dikirimkan pemerintah Jerman dan Belanda.
Persenjataan yang dikirim adalah senjata panggul, yaitu roket anti tank Panzerfaust 3.
Senjata ini tentu bakal menjadi ancaman menakutkan bagi tank-tank Rusia.
Apalagi dipadukan dengan senjata anti-tank Rudal Javelin yang sebelumnya sudah dipasok negara barat.
Dilansir dari indomiliter.com, jumlah persenjataan yang dikirim pemerintah Jerman ke Ukraina mencapai 400 peluncur dengan 1.000 roket.
Masih dari jenis senjata yang sama, Belanda juga diwartakan mengirim 50 peluncur Panzerfaust 3 ke Ukraina.
Nama Panzerfaust 3 terasa asing dalam jagad netizen pemerhati alutsista di Tanah Air, itu wajar saja, mengingat Panzerfaust 3 tidak digunakan oleh Indonesia, bahkan roket anti tank ini tidak menyapa pasar di Asia Tenggara.
Ketimbang senjata anti tank perorangan yang dihibahkan NATO ke Ukraina, maka Panzerfaust 3 jadi yang paling senior dari sisi usia, lantaran Panzerfaust 3 adalah rancangan era Perang Dingin, dimana roket anti tank ini dirancang oleh Jerman Barat pada periode 1978 – 1985, dan resmi digunakan pada tahun 1987.
Meski usianya tak muda, Panzerfaust 3 lumayan kenyang berlaga di medan peperangan, tercatat Panzerfaust 3 sudah digunakan di laga perang sipil Irak, Suriah dan Perang di Afghanistan.
Dirancag oleh Dynamit Nobel AG, kini setidaknya Panzerfaust 3 dioperasikan oleh Austria, Belgia, Jerman, Belanda, Irak, Italia, Jepang, Korea Selatan, Peru dan Ukraina.
Khusus untuk Jepang, roket anti tank ini diproduksi secara lisensi oleh Ishikawajima-Harima Heavy Industries.
Dari spesifikasi, Panzerfaust 3 mengusung kaliber laras peluncur 60 mm dan kaliber proyektil 100 mm.
Peluncur yang dapat diisi ulang ini punya panjang 950 mm dan berat peluncur 2,3 kg.
Ada tiga jenis hulu ledak yang ditawarkan Panzerfaust 3, masing-masing adalah Hollow charge warhead dengan berat 12,9 kg, Tandem hollow charge warhead dengan berat 13,3 kg dan Bunker-buster warhead yang juga beratnya 13,3 kg.
Untuk daya tembus pada sasaran, kemampuan penetrasi pada sasaran dengan Rolled homogeneous armour mencapai 110 mm, untuk sasaran concrete 360 mm dan sasaran berupa kantong pasir (sandbags) setebal 1.300 mm.
Dari sisi kinerja, Panzerfaust 3 dengan sistem pembidik UP-7V telescopic sight dapat meluncurkan proyektil ke sasaran dengan kecepatan 115 – 220 meter per detik.
Bagaimana dengan jarak tembak? Efektifnya adalah 400 meter, namun pada jarak tembak maksimum, yaitu 920 meter, roket akan meledak otomatis atau automatic self-destructs once beyond the range.
Anti-tank Javelin
Sebelumnya, sebuah pesawat AS yang membawa rudal anti-tank Javelin, peluncur dan senjata lainnya disebut juga sudah mendarat di Kiev, Ukraina pada 25 Januari.
"Rudal Javelin telah tiba di Kiev, Putaran baru bantuan keamanan, termasuk peluncur dan rudal, dengan berat total sekitar 80 ton," Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengumumkan di Twitter seperti dikutip dari intisari-online.
"Kami berharap pengiriman keempat akan segera dilakukan. Terima kasih kepada mitra perang kami," katanya.
Ini adalah pengiriman senjata putaran ketiga dalam paket bantuan keamanan senilai 200 juta dollar yang baru saja diberikan AS ke Ukraina.
Amerika Serikat adalah bantuan keamanan terbesar Ukraina, di tengah kecurigaan bahwa Rusia merencanakan serangan terhadap negara itu.
Dilansir dari situs resmi Lockheed Martin, rudal Javelin Javelin adalah rudal anti-tank portabel yang dipandu manusia dengan memanggulnya di bahu.
Rudal bikinan perusahaan joint ventur Lockheed Martin dengan Raytheon ini juga dikenal sebagai FGM-148.
Rudal ini memiliki dua mode serangan.
Serangan pertama adalah rudal ditembakkan langsung ke target.
Setelah rudal diluncurkan, Javelin akan memandu dirinya sendiri ke arah target.
Hal itu memungkinkan operatornya agar segera berlindung.
Sedangkan pada mode serangan kedua, rudal Javelin diluncurkan ke atas lantas, lalu javelin akan menukik ke bawah dengan tajam.
Metode kedua ini sangat berguna untuk menyerang bagian atas tank yang biasanya merupakan bagian yang paling lemah.
Dilansir dari The Drive, rudal ini memiliki teknologi Command Launch Unit (CLU) dengan sistem pencitraan termal yang mampu memperbesar hingga 12 kali.
Teknologi ini memberikan kemampuan pengelihatan yang lebih baik saat malam hari dan dapat dilepas dari Javelin untuk digunakan secara terpisah.
Selain digunakan untuk meledakkan tank, rudal ini diklaim mampu meledakkan segala sesuatu mulai dari kendaraan lapis baja, pasukan yang bersembunyi, hingga pesawat terbang atau helikopter yang terbang rendah.
https://bangka.tribunnews.com/2022/02/27/bakal-jadi-momok-bagi-tank-rusia-inilah-panzerfaust-3-dan-rudal-javelin-bantuan-barat-untuk-ukraina?page=all
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pekanbaru/foto/bank/originals/senjata-anti-tank-panzerfaust-3.jpg)